Mitigasi Bencana Akibat Pemanasan Global dengan BangunEkosistem Mangrove

Feb 2, 2023

Pemanasan global dapat secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia, seperti meningkatnya penyakit yang ditularkan serangga dan hewan pengerat-menular (misalnya, malaria dan demam berdarah), meningkatnya asap dan polusi udara, meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan (misalnya, infeksi bakteri escherichia coli dan keracunan kerang), serta meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak akibat radiasi ultraviolet kuat. 

Salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi dampak pemanasan global tersebut adalah dengan mengembangkan dan merestorasi kawasan hutan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem hutan mangrove memiliki peranan yang penting dalam mengurangi efek gas rumah kaca sebagai mitigasi akibat pemanasan global karena mampu mereduksi karbon melalui mekanisme “sekuestrasi”, yaitu penyerapan karbon dari atmosfer dan penyimpanannya dalam bentuk biomassa yang mencapai 296 ton C/ha. 

Hutan mangrove berpotensi menyerap karbon lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan lainnya. Penelitian pendukung yang dilakukan oleh tim peneliti dari Stasiun Penelitian US Forest Service Pacific Southwest, Stasiun Penelitian US Forest Service Northern, Universitas Helsinki, dan Pusat Penelitian Kehutanan International menemukan bahwa per hektar mangrove dapat menyimpan karbon empat kali lebih besar dari pada hutan tropis lainnya di seluruh dunia, atau antara 600-1800 ton karbon atau jika digunakan nilai rata-rata maka 1.200 ton karbon dapat dipertahankan dalam 1 hektar bentang hutan mangrove.

Namun, kehilangan hutan mangrove akan melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar sebanding dengan karbon yang telah diserap. Deforestasi atau kerusakan mangrove dapat menyebabkan peningkatan dari emisi karbon dioksida di atmosfer sebesar 20%. Kerusakan mangrove dapat dicegah dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam proses rehabilitasi lahan, salah satunya dengan cara penanaman tumbuhan mangrove. Upaya penanaman secara perlahan akan berangsur- angsur memperbaiki hutan mangrove. 

Sebagai perusahaan yang berkomitmen dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan pengelolaan lingkungan terbaik, PT Agincourt Resources (PTAR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Mandiri Lestari mengadakan Aksi Tanam Mangrove, yaitu gerakan penanaman 30.000 bibit mangrove. 

Aksi Tanam Mangrove ini dilakukan di Desa Kalangan, Desa Kalangan Indah, dan Aek Sitio-tio, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara dengan total luas lahan 10 hektar. Aksi Tanam Mangrove ini diharapkan dapat meningkatkan ekosistem hutan mangrove di sepanjang pantai. Letak lokasi ini juga strategis sebagai daerah penahan gelombang. Secara jangka panjang, lokasi penanaman juga dapat dijadikan sebagai lokasi ekowisata mangrove, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat.

Penanaman mangrove yang dilakukan bersamaan dengan penyebaran sebanyak 20.000 bibit kerang, mulai dilaksanakan pada 2 Februari 2023 dan akan berjalan selama 6 bulan. Pemantauan perkembangan akan dilakukan selama 2 tahun ke depan oleh PTAR bersama KTH Mandiri Lestari dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Aksi Tanam Mangrove oleh PTAR ini juga dilakukan untuk mendukung Astra 2030 Sustainability Aspirations yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca Grup Astra Scope 1 dan 2 sebesar 30%.

READ MORE

Related Posts