Smelter Pertambangan, Kewajiban Perusahaan untuk Meningkatkan Nilai Jual Mineral

Jul 7, 2023

Sudah puluhan tahun, Indonesia melakukan ekspor mineral mentah. Hal ini tak dikehendaki lagi, harus ada proses pengolahan dan pemurnian. Bahkan, Pada 12 Januari 2014, pemerintah Indonesia memberlakukan pelarangan ekspor mineral mentah. Dilihat dari segi ekonomi, nilai jual mineral akan jauh lebih tinggi jika sudah diolah, bukan lagi berbentuk bijih atau pun konsentrat. 

Sebelumnya, melalui Undang-undang No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (minerba), pemerintah juga telah mewajibkan perusahaan pertambangan agar membangun pabrik pengolahan bijih mineral (smelter). Smelter adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi penting dalam meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.

Cara Kerja Smelter

Proses smelting melibatkan tahap peleburan dan pemisahan logam dari bahan mentahnya. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara kerja smelter:

  1. Persiapan dan Pemrosesan Bahan Mentah. Bijih mineral dapat mengandung logam yang diinginkan serta mineral pengotor lainnya. Bijih direduksi menjadi ukuran yang lebih kecil melalui penghancuran dan penggilingan. Pada tahap ini, bijih mungkin juga mengalami pengolahan pra-smelting, seperti pengupasan, pengeringan, atau pemisahan magnetik.
  2. Peleburan. Setelah pemrosesan bahan mentah, bijih mineral dimasukkan ke dalam tungku peleburan (furnace) pada suhu tinggi dengan kondisi lingkungan yang diatur sedemikian rupa untuk memungkinkan pemisahan logam dari bahan pengotor atau mineral lainnya. Logam yang memiliki titik leleh yang lebih rendah akan meleleh terlebih dulu dan dikumpulkan dalam bentuk cair.
  3. Pemisahan Logam dari Slag dan Pengotor. Setelah peleburan, logam cair yang dihasilkan dipisahkan dari material sampingan yang disebut slag. Slag adalah material yang terbentuk dari bahan pengotor yang teroksidasi dan meleleh selama proses peleburan. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan teknik seperti gravitasi, diferensiasi massa jenis, dan proses pemisahan lainnya. Logam cair yang dihasilkan dikumpulkan dalam wadah atau cetakan khusus untuk membentuk ingot atau bentuk lain yang diinginkan.
  4. Proses Lanjutan. Setelah dipisahkan dari slag, logam mungkin harus melalui proses lanjutan untuk meningkatkan kemurnian dan kualitasnya. Proses ini dapat melibatkan teknik seperti elektrolisis, pengecoran, pendinginan, atau pemurnian tambahan menggunakan metode kimia atau fisika.
  5. Pengolahan Lanjutan dan Penggunaan. Setelah dicapai tingkat kemurnian yang diinginkan, logam dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti dalam industri manufaktur, konstruksi, elektronik, otomotif, dan lain sebagainya.

Namun, cara kerja smelter ini dapat bervariasi tergantung jenis logam, metode peleburan yang digunakan, serta faktor-faktor lain, seperti skala operasi dan teknologi yang diterapkan dalam smelter tersebut.

Baca Juga: PT Agincourt Resources Sabet Juara Pertama di ASEAN Mineral Awards 2023

Fungsi dan Manfaat Smelter

Pada dasarnya, pengesahan UU tentang Smelter adalah upaya baik dari pemerintah, mulai dari memberikan keuntungan untuk negara, pencari kerja, konsumen, dan perusahaan. Berikut adalah sejumlah fungsi dan manfaat smelter.

  1. Meningkatkan nilai jual mineral maupun logam sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara
  2. Mendorong investor lokal maupun internasional untuk menyuntikkan investasi yang lebih tinggi
  3. Membuka semakin banyak lapangan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran semakin berkurang
  4. Mendukung perkembangan hilirisasi di Indonesia

READ MORE

Related Posts