Mewujudkan Ekonomi Sirkular Lewat Ecobrick di Desa Aek Garut

Sep 2, 2025

Penerapan ekonomi sirkular menjadi salah satu kunci mengatasi persoalan sampah plastik. Alih-alih berakhir di tempat pembuangan, plastik kini dapat diolah kembali menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomi. Semangat inilah yang tampak di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada Selasa, 2 September 2025, ketika puluhan warga berbondong-bondong mendatangi Bank Sampah Yamantap. Sebagian besar kaum ibu membawa botol plastik berisi sampah kering yang telah dipadatkan menjadi ecobrick untuk dijual.

Baca Juga : Reklamasi Bertahap untuk Masa Depan Lestari

Direktur sekaligus Koordinator Bank Sampah Yamantap, Damai Mendrofa, menjelaskan bahwa ecobrick merupakan tindak lanjut dari sosialisasi program daur ulang plastik. “Dengan mengemas plastik ke dalam botol, sampah menjadi terisolasi dari lingkungan, mencegah pencemaran, sekaligus memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Sejak diluncurkan dua bulan lalu, Bank Sampah Yamantap telah mengumpulkan 3.800 ecobrick dari tiga wilayah, yakni Lingkar Tambang Emas Martabe, Kawasan Mangrove Aek Garut, dan masyarakat sekitar. Satu botol dihargai Rp6.000 dengan syarat berat minimal 200 gram serta kondisi botol bersih.

Program ini mendapat dukungan penuh dari Agincourt Resources melalui kampanye “Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi”. General Manager Operations & Deputy Director Operations, Rahmat Lubis, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan perusahaan dan target nasional pengelolaan sampah.

Baca Juga : Mengenal Terumbu Karang dan Manfaatnya bagi Ekosistem

Warga menyambut positif program ini. Seorang ibu rumah tangga, Gatriani Silitonga, mengaku senang karena bisa menambah penghasilan sekaligus menjaga lingkungan. Kepala Desa Aek Garut, Herman Harefa, turut mengapresiasi program yang dinilainya mampu mengurangi sampah plastik, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan nilai ekonomi keluarga.

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait