Kabau (Archidendron bubalinum) adalah salah satu jenis tumbuhan dari keluarga polong-polongan atau Fabaceae yang tumbuh alami di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini banyak ditemukan di hutan hujan dataran rendah hingga perbukitan, baik pada hutan primer maupun sekunder. Buah kabau berbentuk polong pipih dengan biji berwarna cokelat keunguan. Aromanya khas dan mirip dengan jengkol, sehingga masyarakat sering menyebutnya sebagai “jengkol hutan”. Selain dikonsumsi sebagai pangan tradisional, kabau punya peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis.
Kabau merupakan sumber energi utama bagi satwa pemakan buah (frugivora) seperti orangutan, tupai, monyet ekor panjang, dan beruk. Beberapa jenis burung juga mengonsumsi buah kabau. Keberadaannya sangat membantu satwa liar, terutama saat sumber pakan lain berkurang. Selain itu, satwa yang memakan kabau turut menyebarkan bijinya, memungkinkan regenerasi pohon secara alami.

Selain sebagai penyedia pakan, pohon kabau juga:
- Menjadi tempat bertengger burung, jalur pergerakan primata, dan lokasi beristirahat kelelawar.
- Menciptakan iklim mikro yang mendukung organisme lain.
- Menyuburkan tanah lewat simbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen.
Kesadaran akan pentingnya kabau mendorong Agincourt Resources untuk turut melestarikannya melalui pembudidayaan di fasilitas persemaian atau Nursery. Inisiatif ini tidak hanya menjaga ketersediaan pakan dan habitat satwa liar, tetapi juga membantu mempertahankan keseimbangan ekosistem yang menopang kehidupan berbagai spesies. Melestarikan kabau berarti merawat hutan beserta seluruh kehidupan di dalamnya. Sebuah langkah kecil yang memberi dampak besar bagi keberlanjutan alam Indonesia.