Berapa Jumlah Produksi Emas Indonesia Pertahun?

Nov 6, 2020

Apakah kamu pernah penasaran dengan jumlah produksi emas Indonesia pertahunnya? 

Mengingat Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, maka diperkirakan jumlah produksi emas di Indonesia cukup tinggi. Terlebih penambangan emas merupakan salah satu industri yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai salah satu sumber mineral alam, emas memang merupakan bahan baku yang pertambangannya dilakukan di beberapa titik di Indonesia. tidak heran jika devisa yang dihasilkan diandalkan dalam proses penggerakan ekonomi dalam negeri.

Jumlah produksi emas Indonesia digadang sebagai salah satu yang berpenghasilan terbesar di dunia. Hal inilah yang kemudian banyak menarik investor dari Negara di seluruh dunia, untuk datang dan menjalin kerjasama. Indonesia masyhur sebagai Negara yang memiliki sumber daya alam yang kaya, tak terkecuali emas. Bahkan sampai sekarang pertambangan emas merupakan salah satu yang menyumbangkan kekayaan terbesar bagi asupan ekonomi Negara. Namun sebenarnya, berapakah jumlah produksi emas Indonesia dalam tiap tahunnya? Berikut bahasannya.

Baca Juga: Pentingnya Penerapan Good Mining Practice di Pertambangan Emas

Berapa Jumlah Produksi Emas Indonesia?

Terdapat beberapa Negara di dunia yang didapuk sebagai penghasil emas terbesar. Posisi pertama ditempati oleh Amerika Serikat melalui perusahaan Nevada Gold Mine, yang menyumbang hasil emas mencapai 115,8 ton. Disusul dengan Uzbekistan dengan perusahaan Muruntau sejumlah 66 ton. Di tempat ketiga adalah Rusia, dengan hasil mencapai 43,2 ton dari perusahaan Olimpiada.

Posisi keempat adalah Republik Dominika yang berpenghasilan 30, 6 ton, melalui perusahaan tambang Pueblo Viejo. Selanjutnya Papua Nugini ada di peringkat kelima, dengan hasil produksi emas sebesar 27,4 ton, yang sebagian besar dilakukan oleh penambangan Liar.

Masuk ke posisi keenam terdapat Cadia Valley dari Australia yang mengantongi hasil produksi sejumlah 27,1 ton emas. Barulah kemudian Indonesia bertengger di posisi tujuh, dengan penghasilan terbesar dari penambangan di Grasberg sejumlah 26,8 ton. Sampai saat ini, dunia mencatat banyaknya penemuan tambang emas baru di berbagai titik. Hal ini yang kemudian membuka peluang perluasan komoditas penambangan emas.

Menurunnya produksi emas saat ini

Penambangan emas yang telah dilakukan selama beberapa dekade menjadikan menipisnya kawasan pertambangan yang berada di permukaan. Artinya adalah bahwa setiap perusahaan diharuskan untuk mengubah sistem tambang menjadi penambangan bawah tanah. Hal ini berimbas juga pada penyusutan jumlah produksi emas Indonesia dan dunia.

Perusahaan tambang yang ada di dunia sebagian besar menggunakan sistem penambangan permukaan. Menghadapi perubahan jumlah emas saat ini, tiap perusahaan diharuskan untuk melakukan transisi teknologi pertambangan, menjadi aktivitas bawah tanah.

Efek yang dirasakan oleh Indonesia terkait hal ini adalah anjloknya jumlah produksi tambang emas di tahun 2020. Berdasarkan data yang telah terkumpul, pada tahun 2019 lalu Indonesia berhasil keluar dengan capaian 109.02 ton.
Sedangkan sampai Mei tahun 2020 ini produksi emas hanya ada di angka 9.98 ton saja. Menyusutnya produksi ini diprediksi masih akan terjadi di tahun mendatang, sebab proses transisi menuju sistem penambangan bawah tanah bisa berlangsung selama 2 tahun lamanya.

Baca Juga: Mengenal Emas Murni Dore Bullion Lebih Dalam

Itulah penjelasan mengenai jumlah produksi emas Indonesia. Di masa mendatang pemerintah tetap berusaha untuk memberi dukungan agar proses produksi emas bawah tanah dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait