Tanaman Fitoremediasi, Upaya Menjaga Lingkungan Pertambangan

Jan 3, 2022

Tanaman fitoremediasi menjaga lingkungan pertambangan.

Upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat pertambangan dapat dilakukan dengan banyak hal, salah satunya memanfaatkan tanaman fitoremediasi. Sayangnya, masih banyak orang tidak memahami tanaman ini dan manfaatnya. Hal tersebut membuat banyak dampak negatif terhadap lingkungan, seperti kontaminasi logam berat di sekitar wilayah pertambangan. Oleh sebab itu, kadar logam berat perlu dikurangi menggunakan beberapa metode. Fitoremediasi adalah metode yang saat ini banyak dikembangkan karena dianggap mampu menyelesaikan masalah tersebut secara berkelanjutan.

Baca Juga:Upaya Menjaga Lingkungan Pertambangan dengan Tanaman Fitoremediasi

Proses Kesinambungan Fitoremediasi

Menurut beberapa ahli, proses ini akan melewati 3 tahapan yang saling berkesinambungan. Fitoremediasi juga dapat mengelola limbah organik hingga logam sehingga membuat metode ini banyak digunakan.

1. Penyerapan Oleh Akar

Kecepatan tumbuhan dalam menyerap logam bergantung dari spesiesnya, sedangkan untuk menyerap logam, maka tanaman harus ditempatkan pada larutan tersebut senyawa yang terlarut akan diambil oleh akar bersama dengan air.

2. Translokasi logam dari satu tanaman ke tanaman lain

Proses tersebut akan berlanjut setelah logam melewati endodermis akar. Logam berat atau senyawa akan mengikuti aliran sepanjang transpirasi dari bawah ke atas tumbuhan melalui jaringan pengangkut setiap spesies.

3. Lokalisasi logam pada sel tanaman

Lokalisasi dimaksudkan supaya logam-logam tersebut tidak menghambat pertumbuhan tanaman. Setiap spesies memiliki metode detoksifikasi yang berbeda-beda untuk mencegah keracunan akibat penyerapan logam atau senyawa asing yang terlalu berlebihan. Umumnya, lokalisasi akan ditempatkan pada bagian bawah tanaman, yaitu akar. Itulah mengapa beberapa foteromediasi memiliki ukuran akar jauh besar. Selain itu, beberapa akar tanaman juga cenderung lebih kuat.

Metode Tanaman Fitoremediasi yang Perlu Diketahui

1. Bioremediasi merkuri tumbuhan air

Tumbuhan air diyakini memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada tanaman lain. Kangkung air dimanfaatkan sebagai salah satu tanaman fitoremediasi yang ternyata memberikan dampak positif. Artinya, kangkung air memiliki kemampuan penyerapan yang baik.

2. Fitoremediasi untuk pengurangan limbah

Fitoremediasi adalah konsep mengolah air limbah dengan menggunakan media tanaman. Sebuah penelitian oleh Marike Mahmud dan tim pada tahun 2012 lalu menemukan bahwa tumbuhan yang terdeteksi mengakumulasi merkuri terbesar di ekosistem Sungai Tulabolo berturut-turut adalah tumbuhan paku air, tumbuhan keladi tikus, talas batang merah, rumput kerbau, dan talas batang hijau. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, 5 jenis tumbuhan ini dapat dijadikan sebagai media fitoremediasi di lokasi tambang emas tradisional karena dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah yang cukup banyak dari jenis-jenis lainnya.

3. Penggunaan purun tikus

Tanaman purun tikus (Eleochalis dulcis) juga dapat digunakan dalam metode fitoremediasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Belami, L dan tim pada tahun 2014 lalu, 3 kg purun tikus dapat menurunkan logam berat merkuri (Hg) di rawa di sekitar Desa Nyempen hingga 99,84% pada hari ke–15. Fitoremediasi memang memiliki banyak kelebihan. Menurut US Environmental Protection Agency, fitoremediasi mampu dikombinasikan dengan teknologi in-situ. Artinya, tidak ada pada kerusakan lingkungan lanjutan dengan penerimaan oleh masyarakat lokal sekitar.

Baca Juga:Agincourt Resources Ingin Terus Berbuat Lebih untuk Lingkungan

Oleh sebab itu juga metode ini mulai banyak dikembangkan. Beberapa tanaman juga mulai diteliti untuk melihat kemampuan penyerapan terhadap logam. Dengan begitu, tanaman fitoremediasi bisa lebih bervariasi di masa depan. Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait