Ketahui 7 kriteria lokasi pertambangan di Indonesia.
Indonesia adalah negara kaya mineral, tetapi tidak semuanya bisa dimanfaatkan karena harus memenuhi syarat agar bisa jadi lokasi pertambangan. Syarat tersebut dibuat untuk meminimalisasi potensi kerusakan alam, budaya, dan sumber daya lainnya. Sebelum melakukan pertambangan, perusahaan harus mutlak mendapatkan perizinan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca Juga: Pelajari Dasar Undang-Undang Hingga Tujuan Reklamasi Pertambangan
Perizinan tersebut akan ditinjau secara mendalam serta memastikan bahwa lokasinya memang layak menjadi lokasi pertambangan dan tidak membahayakan. Setelahnya, ada juga syarat-syarat lain yang perlu dilengkapi sebagai berikut:
1. Pemetaan Lengkap Dibuktikan dengan Data
Keputusan harus berbasis data, begitu pula ketika hendak memutuskan apakah lokasinya layak menjadi pertambangan atau tidak, harus didukung dengan data–data lengkap. Pemetaan harus juga menyeluruh, tidak hanya situs pertambangannya saja, tetapi juga lingkungannya. Data–data aktual ini akan menjadi bahan pertimbangan penting sebelum memutuskan apakah lokasinya layak menjadi tempat pertambangan atau tidak. Data dikumpulkan mulai dari kondisi geografis, persebaran penduduk, potensi alam, dan potensi dampaknya.
2. Pastikan Potensi Mineral Sesuai dengan Target
Harus dipastikan terlebih dahulu bahwa situsnya mampu menghasilkan mineral sesuai dengan target, mengingat dampaknya luar biasa besar, serta potensi pulihnya yang cenderung kalah cepat agar bisa dipastikan sumber daya mineralnya cukup layak dilanjutkan. Selain itu juga harus melihat apakah wilayahnya masuk ke dalam administrasi tata ruang negara atau tidak. Apabila masuk maka tak bisa melakukan pertambangan di sana. Ditambah lagi dampak juga harus dipertimbangkan, seperti limbah penambangan dan sebagainya.
3. Memilih Letak Geografis Kuat
Sudah tidak asing lagi bila lokasi pertambangan di Indonesia identik dengan pengeboran. Pertambangan memerlukan kondisi geografis yang kuat, sehingga tidak membahayakan pekerja hingga masyarakat sekitar. Prosesnya juga harus melibatkan pemerintah agar terawasi dan terkontrol.
4. Tidak Bertentangan dengan Kaidah Konservasi
Tidak hanya tentang pemanfaatan mineralnya saja, tetapi Indonesia sudah mengatur tentang dampak–dampaknya dalam undang–undang. Salah satunya di UU nomor 4 tahun 2009, pasal 96 serta 141 menyatakan tentang pemanfaatan bahan galian tambang.
5. Menjaga Daya Dukung Lingkungan
Meskipun dilakukan eksplorasi besar–besaran, ekosistem masih bisa kembali lagi ke kondisi semula. Ini disebut sebagai daya dukung lingkungan yang pada titik tertentu dapat melemah karena polusi yang berlebihan. Pastikan daya dukungnya terjaga agar bisa sustainable.
6. Optimasi Sumber Daya Mineral
Satu hal yang harus diperhatikan dengan seksama adalah memastikan bahwa mineral atau sumber daya yang ditambang benar adanya memberikan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat untuk mengurangi dampak negatif selama penambangan.
7. Hitung Jumlah Penduduk di Sekitarnya
Sebagian besar pertambangan berada tak jauh dari pemukiman penduduk. Oleh karena itu perusahaan harus dilakukan pemetaan dan survei terhadap penduduk tersebut. Pertambangan juga harus mempertimbangkan kondisi pemukiman sekitar agar penduduk juga mendapatkan manfaat dari pertambangan tersebut.
Baca Juga: Inilah Ketentuan Lokasi Pertambangan yang Baik
Indonesia adalah negara kaya, itu tidak hanya terlihat dari luarnya saja, tetapi juga dari dalam bumi yang menyimpan berbagai mineral serta logam berharga, seperti emas dan perak. Tiap pertambangan perlu direncanakan dengan mendetail dan harus melewati proses ketat untuk bisa menentukan lokasi pertambangan di Indonesia. Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.