Standar keselamatan pertambangan merupakan hal terpenting dalam industri tambang.
Standar keselamatan pertambangan menjadi penting karena kegiatan pertambangan tak hanya dilakukan dengan metode penambangan terbuka, tapi juga seringkali dilakukan di bawah tanah. Risiko kecelakaan kerja pertambangan dapat meningkat secara drastis jika tidak menerapkan standar keamanan tinggi. Daerah pertambangan pada dasarnya memiliki suhu, kualitas udara, hingga lingkungan yang berbeda dari daerah lain. Oleh karena itu, debu material berukuran kecil dan bahkan gas beracun bisa muncul kapan saja tanpa peringatan.
Baca Juga: 6 Rambu-rambu K3 Pertambangan untuk Pekerja Tambang
Keselamatan kerja dalam dunia tambang menjadi fokus utama banyak perusahaan. Saat keselamatan kerja sudah berada mencapai standar yang seharusnya, maka intensitas produksi juga akan meningkat baik kualitas maupun intensitasnya. Untuk melindungi para pekerja selama proses pertambangan, perusahaan memiliki standar keamanan yang berbeda-beda. Namun, setidaknya ada 18 hal yang bisa dilakukan sehingga standar keselamatan tersebut dapat tercapai.
1. Memprioritaskan Perencanaan
Rencana menyeluruh sangat penting bagi tambang permukaan maupun bawah tanah. Hal yang bisa dilakukan dalam dengan melakukan penilaian terhadap lingkungan tambang untuk melihat karakter batuan.
2. Mempertahankan Standar yang Ketat
Perusahaan juga perlu melakukan inspeksi rutin terhadap kepatuhan setiap pekerja tambang, karena keselamatan pertambangan bergantung pada bagaimana perusahaan mampu mempertahankan aturan keselamatan kerja secara baik dan benar.
3. Memakai Alat Perlindungan Diri
Perlu dipahami bahwa semua pekerja padat karya membutuhkan alat perlindungan diri, ditambah lagi, area pertambangan rentan dengan kecelakaan. Artinya, alat perlindungan diri bisa mencegah terjadinya kecelakaan yang menimbulkan cedera.
4. Memperhatikan Perawatan Perlengkapan
Baik peralatan maupun suku cadang memiliki masa pakai. Jika tidak diperiksa secara berkala dapat menimbulkan risiko kecelakaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan pemeriksaan demi keselamatan pekerja di wilayah pertambangan.
5. Meningkatkan Visibilitas
Area pertambangan rawan terhadap debu kecil. Apalagi, jika tambang dilakukan dengan metode bawah tanah. Visibilitas para pekerja harus jelas demi mempertahankan fleksibilitas dalam melakukan setiap pekerjaan.
6. Mengambil Tindakan Pencegahan
Tambang merupakan bidang pekerjaan dengan ruang terbatas. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, maka tindakan pencegahan adalah hal penting yang perlu diperhatikan. Salah satunya tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan alat bantu dari teknologi modern di wilayah pertambangan.
7. Mengelola Tingkat Kebisingan dan Getaran
Keselamatan pertambangan dapat ditentukan lewat control ledakan. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa di area pertambangan sangat rentan terhadap getaran dari alat berat. Alat supresi bisa dipakai untuk menurunkan tingkat kebisingan tersebut.
8. Perhitungan Suhu yang Sulit
Suhu pada beberapa tambang logam mulia dapat menyentuh spectrum suhu negatif, sedangkan penambangan yang jauh lebih dalam dapat menyebabkan suhu meningkat.
9. Ventilasi Gas
Pendeteksi gas berbahaya sangat diperlukan di semua lokasi pertambangan. Faktanya, keluarnya gas beracun terkadang tidak dibarengi dengan tanda-tanda. Artinya, pekerja bisa saja menghirup gas beracun kapan saja.
10. Matikan Poros Tua
Tambang membutuhkan struktur yang kuat untuk menopang lubang galian. Jika poros sudah berusia tua, maka perlu ada penggantian poros. Dengan begitu, keselamatan pertambangan bisa ditingkatkan dengan lebih baik.
11. Tindakan Pencegahan saat Terjadi Ledakan
Perubahan lingkungan serta ledakan dari aktivitas manusia dapat menyebabkan bergesernya struktur wilayah pertambangan. Aktivitas ini juga bisa saja membuat struktur pertambangan, seperti batuan yang runtuh dan menimpa para pekerja.
12. Tetap Waspada Terhadap Risiko Kebakaran
Aktivitas tambang dapat meningkatkan risiko kebakaran. Biasanya, hal tersebut terjadi saat adanya perubahan suhu serta dipengaruhi gas tertentu. Di sisi lain, keselamatan para pekerja juga harus diperhatikan.
13. Mewaspadai Debu Berbahaya
Pertambangan bawah tanah maupun terbuka sangat rentan dengan debu berbahaya. Seringkali hal tersebut tidak diperhatikan oleh para pekerja. Oleh sebab itulah dibutuhkan alat khusus untuk melindungi pekerja.
14. Mempertahankan Keamanan Listrik
Area tambang juga menggunakan kelistrikan untuk menerangi terowongan. Namun, jika tidak dipasang dengan baik, risiko terjadinya konsleting akan meningkat. Bahaya tersebut bisa mengancam keselamatan para pekerja.
15. Bersiap untuk Kemungkinan Tergelincir atau Jatuh
Pada beberapa kasus, tanah tempat berpijak tidak sepenuhnya padat. Oleh sebab itu, pekerja juga dituntut untuk selalu berhati-hati terhadap tempat berpijaknya. Tergelincir adalah risiko yang bisa terjadi kapan saja.
16. Pertimbangkan Munculnya Cave-Ins
Cave-ins merupakan salah satu risiko yang sering muncul dalam tambang. Dengan melihat kemungkinan terhadap runtuhnya gua bawah tanah atau lorong tambang, maka teknologi modern bisa sangat membantu mengurangi risikonya.
17. Tekankan Komunikasi
Komunikasi adalah hal yang sangat fundamental. Para pekerja dituntut untuk menyampaikan laporan terkini mengenai lokasi tambang. Sedangkan tenaga ahli perlu menyampaikan pemodelan tambang untuk melindungi pekerja.
18. Manfaatkan Pelatihan Profesional
Ada banyak pelatihan profesional untuk meningkatkan skill dan kemampuan. Hal ini bisa menjadi salah satu jawaban atas masalah kurangnya tenaga ahli. Perusahaan bisa mengirim pekerjanya untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Baca Juga: Alat Keselamatan Kerja Wajib yang Digunakan Pekerja Tambang
Pelatihan ini juga berfungsi untuk mencetak tenaga ahli baru. Semakin banyak tenaga ahli, maka keselamatan pertambangan bisa ditingkatkan lewat standar keamanan dan keselamatan yang lebih baik. Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.