SUNGAI PENUH, 8 Juni 2022 – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, kembali mendukung upaya pelestarian harimau Sumatra melalui pelepasliaran dua harimau Sumatra “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada 7-8 Juni 2022.
Pelepasliaran ini sangat unik karena yang dilepasliarkan adalah anakan harimau Sumatra dari indukan yang dirawat akibat konflik dengan manusia di alam liar sebelumnya. Ini menjadi bukti nyata keberhasilan manajemen konflik satwa berkelas dunia.
Pelepasan “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke habitat alami adalah hasil kerjasama Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) pengelola Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, dan PTAR.
PTAR memfasilitasi proses pelepasliaran dengan menyediakan helikopter dan pilot yang kompeten untuk membawa “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi. Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline – kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter.
Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, menyatakan dukungan PTAR dalam melepasliarkan harimau Sumatra ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melanjutkan program pengelolaan lingkungan yang fundamental, terstruktur, dan kolaboratif dengan seluruh pemangku kepentingan.
“Kami terus berupaya memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan lingkungan. Konservasi Harimau Sumatra ini salah satunya,” kata Muliady.
Sementara itu, Plt. Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Irzal Azhar, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan hidup “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” sejak berada di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun hingga dilepaskan ke TNKS. Ia berharap dua harimau tersebut mampu bertahan hidup di habitat alaminya setelah dilepasliarkan.
“Selama “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” berada di dalam Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, BBKSDA Sumut mendapat dukungan dari Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), TFCA Sumatera, PT Agincourt Resources, dan pengamatan medis oleh dokter hewan,” tutur Irzal.
Sekitar 3,5 tahun lamanya “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dirawat secara alami bersama induknya di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun. Mereka adalah hasil breeding dari induk korban konflik satwa liar bernama penanda “Gadis” dan “Monang”.
“Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dinyatakan sehat dan siap lepasliar ke habitat alaminya setelah menjalani serangkaian tahapan persiapan, mulai pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, hingga pemeriksaan kesehatan.
TNKS dipilih sebagai lokasi pelepasliaran “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” karena memiliki pakan cukup bagi harimau Sumatra dan dinilai sebagai habitat yang ideal. Lokasi zona inti kawasan TNKS pun jauh dari pemukiman masyarakat.
Taman nasional terbesar di Pulau Sumatra itu memiliki rangkaian tidak terputus tipe ekosistem hutan dataran rendah, pegunungan, hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, rawa air tawar, dan juga danau. Di TNKS terdapat lebih dari 371 jenis burung, lebih dari 85 jenis mamalia, 7 jenis primata, 6 jenis amfibi, dan 10 jenis reptilia. Dua spesies kunci yang menjadi fokus pengelolaan adalah harimau Sumatra dan gajah Sumatra.
Komitmen Mendukung Keanekaragaman Hayati
Komitmen Mendukung Keanekaragaman Hayati
Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menambahkan komitmen PTAR dalam konservasi harimau tidak hanya terjadi kali ini, melainkan pernah dilakukan sebelumnya, yakni pada November 2020. Saat itu, PTAR memfasilitasi pelepasliaran Harimau Sumatra “Sri Nabila” di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.
Selain itu, PTAR juga mendukung Sanctuary Harimau Sumatra Barumun dalam bentuk donasi kendaraan pengangkut satwa dan dukungan operasional terutama yang dimanfaatkan dalam pemenuhan nutrisi satwa.
“Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pihak berwenang, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lain di Sumatra Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Batangtoru, untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik. Dengan demikian, PTAR dapat secara maksimal membantu melestarikan hutan hujan tropis,” kata Ruli.
Ia menegaskan bahwa PTAR selalu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan terus meminimalkan dampak operasional terhadap keanekaragaman hayati di hutan Batangtoru. Upaya yang dilakukan yakni rehabilitasi, reklamasi, dan penanaman kembali. Sebelum membuka lahan, PTAR akan memastikan tidak ada flora dan fauna dilindungi yang terganggu dengan cara melakukan pemantauan dan survei yang komprehensif.
Komitmen kuat PTAR dalam mengelola lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati terbukti melalui sejumlah penghargaan. Pada Juni 2022, PTAR memperoleh penghargaan Terbaik (Significant Achievement) di ajang Indonesia Sustainable Business Award 2022 yang digagas Global Initiatives dan PwC Singapura dan Indonesia untuk kategori Land Use & Biodiversity. Penghargaan ini diberikan atas komitmen PTAR dalam rehabilitasi dan pemulihan ekosistem hutan secara berkelanjutan.
Selain itu, PTAR meraih penghargaan dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (DJKSDAE) Kementerian LHK pada akhir 2021 atas partisipasi PTAR dalam merawat dan melepasliarkan harimau Sumatra Sri Nabila ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.
***
Sekilas Tambang Emas Martabe
Tambang Emas Martabe dikelola dan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources. Wilayah tambang mencakup area 30 km² yang berada dalam Kontrak Karya (KK) generasi keenam dengan total luas wilayah 1.303 km². Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara.
Tambang Emas Martabe mulai berproduksi penuh pada 24 Juli 2012 dan memiliki basis sumber daya per tanggal 30 Juni 2021 adalah 7,5 juta ounce emas dan 66 juta ounce perak. Kapasitas operasi Tambang Emas Martabe adalah lebih dari 6 juta ton bijih per tahun untuk memproduksi lebih dari 300.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak per tahun. PT Agincourt Resources melibatkan lebih dari 3.000 karyawan dan kontraktor, sekitar 99% di antaranya adalah warga negara Indonesia, dan lebih dari 70% berasal dari desa setempat.
PT Danusa Tambang Nusantara (PTDTN), adalah pemegang saham 95% dari PT Agincourt Resources. PTDTN merupakan anak usaha dari PT United Tractors Tbk. 60% dan PT Pamapersada Nusantara 40%, sekaligus merupakan bagian dari grup usaha PT Astra International Tbk. Kepemilikan saham 5% dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara.
Untuk informasi lain hubungi:
Katarina Siburian Hardono
Corporate Communications Senior Manager
M +62 811 9005146
E [email protected]
Foto 1: Wakil Presiden Direktur PTAR Ruli Tanio (kedua dari kiri), Direktur Hubungan Eksternal PTAR Sanny Tjan, Plt. Kepala BBKSDA Sumatra Utara Irzal Azhar, tim medis drh. Anhar Lubis, dan Suhu Biksu Nyana Pratama Maha Stavira dari YPBMM turut hadir dalam proses pelepasliaran sepasang harimau Sumatra ke Taman Nasional Kerinci Seblat, 7-8 Juni 2022. Dok: PTAR.
Foto 2: Proses pelepasliaran harimau Sumatra “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” di Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Dok: PTAR.
Foto 3: Harimau Sumatra “Surya Manggala” yang berada di dalam kandang dibawa dengan helikopter Agincourt Resources dengan metode longline. Dok: PTAR.
Foto 4: PTAR memfasilitasi pelepasliaran harimau Sumatra dengan menyediakan helikoper, pilot, dan kebutuhan operasional lainnya. Dengan menggunakan metode longline, helikopter menerbangkan kandang yang digantung sepanjang 60 meter. Dok: PTAR.
Foto 5: Harimau Sumatra “Citra Kartini” siap dilepasliarkan ke Taman Nasional Kerinci Seblat. Dok: PTAR.
Foto 5: Harimau Sumatra “Citra Kartini” siap dilepasliarkan ke Taman Nasional Kerinci Seblat. Dok: PTAR.