Nilai ekologi dan ekonomi tidak lepas dari kegiatan pertambangan. Keuntungan yang didapat dari kegiatan mengelola sumber daya alam ini harus diimbangi dengan kemampuan dalam mengembalikan alam agar dapat berfungsi seperti sedia kala.
Kegiatan-kegiatan seperti blasting atau peledakan batuan, dan pengerukan tanah akan menjadi hal yang acap kali ditemukan dalam operasional pertambangan. Namun, setiap pertambangan memiliki kewajiban untuk meminimalkan dampak dengan tetap menjaga lingkungan dan keseimbangan alam saat menjalankan operasionalnya. Kegiatan reklamasi tambang adalah satu di antara bentuk-bentuk kepatuhan pengusaha tambang untuk memperbaiki dan memulihkan lahan bekas tambang agar kondisinya mendekati keadaan lahan sebelum tambang.
Dalam kegiatan reklamasi tambang terdapat beberapa tahapan pekerjaan, salah satunya kegiatan revegetasi, atau kegiatan penanaman kembali pada lahan bekas tambang untuk memulihkan dan memeperbaiki kualitas lingkungan serta ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam kembali pada lahan bekas tambang menjadi faktor penting dalam keberhasilan revegetasi.
Pemilihan jenis tanaman revegetasi dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian lahan, aspek lingkungan, waktu penanaman, dan diupayakan memilih jenis tanaman lokal. Terdapat 3 jenis tanaman yang dapat ditanam secara bertahap pada lahan bekas tambang, yaitu tanaman cover crop, tanaman cepat tumbuh atau fast growing, dan tanaman pokok yang umumnya merupakan tanaman lokal yang ditanam dengan metode sisipan .diantara tanaman fast growing.
Tahapan revegetasi dalam reklamasi lahan bekas kegiatan pertambangan meliputi:
Tanaman Cover Crop
Dalam proses reklamasi lahan pascatambang, salah satu proses yang perlu dilakukan adalah melakukan penutupan lahan dengan legume cover crop. Ini merupakan teknik yang memanfaatkan tanaman merambat dan rumput-rumputan yang ditanam untuk mengurangi erosi dan memperbaiki struktur tanah melalui memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan perlahan memperbaiki sifat biologis.
Tanaman ini membantu proses suksesi dari sebuah vegetasi yang secara alami melakukan perbaikan pada tanah. Penanaman legum akan menambah bahan organik pada tanah marginal sehingga akan menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah. Jenis-jenis tanaman legum Cover crop yang biasa digunakan, yaitu Calopogonium mucunoides (CM), Centrosema pubescens (CP), Mucuna cochinchinensis (MC), dan Crotalaria juncea (CRJ).
Tanaman Fast Growing
Tahapan berikutnya adalah tanaman cepat tumbuh atau fast growing. Tanaman ini merupakan tanaman tegakan ditanam pada awal kegiatan penanaman dan bersifat cepat tumbuh dengan tutupan tajuk yang rapat serta mempunyai daya adaptasi lingkungan yang lebar. Kemampuan tanaman yang cepat tumbuh akan membantu proses revegetasi lahan lebih cepat. Dengan begitu, jenis tanaman lainnya akan mudah tumbuh dibawah tajuknya sehingga terbentuklah ekosistem atau suksesi primer yang baru.
Dalam pemilihan tanaman cepat tumbuh atau fast growing, kriteria-kriteria berikut harus terpenuhi, di antaranya tanaman tumbuh sehat, mampu bertumbuh secara cepat dan baik pada tanah yang kurang subur, tidak menjadi inang atau penyakit, tidak menjadi pesaing air serta hara bagi tanaman lain, serta memiliki perakaran kokoh. Beberapa jenis tanaman cepat tumbuh yang direkomendasikan, yaitu sengon, Jabon, Waru, Jati putih, trembesi, dan lamtoro.
Tanaman Sisipan
Tanaman sisipan adalah tanaman lokal endemik hutan atau tanaman buah-buahan lokal yang ditanam di sela tanaman cepat tumbuh pada kegiatan reklamasi dengan tujuan memperkaya jenis tanaman dan mempercepat terbentuknya ekosistem mikro.
Jenis tanaman sisipan yang dipilih diperoleh dari pembibitan dan kegiatan pengambilan bibit di hutan sekitar, pembibitan tanaman produksi lokal dapat diproduksi sendiri dan atau disuplai dari masyarakat sehingga masyarakat setempat dapat memperoleh manfaat dari adanya reklamasi lahan tersebut, misalnya pohon pinang, kapur, dan gaharu, meranti, kruwing, kemenyan, petai, jengkol, durian, kayu manis, dll.
Penanaman jenis tanaman sisipan sangat penting untuk jangka panjang karena tanaman cepat tumbuh mempunyai daur hidup menengah. Selain itu, eksistensi tanaman baik fast growing maupun sisipan mampu mencegah penyebaran debu dan meminimalkan kebisingan. Guguran daun dari tanaman ini juga dapat membantu dalam proses penyuburan tanah karena menghasilkan bahan organik yang tinggi.
PT Agincourt Resources (PTAR), sebagai pengelola Tambang Emas Martabe, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, telah menanam lebih dari 41.000 bibit pohon sejak 2012. Ke depan, PTAR akan secara konsisten melakukan reklamasi di area Tambang Emas Martabe menggunakan tanaman lokal. PTAR juga berkomitmen untuk selalu patuh pada regulasi Pemerintah, dan pengelolaan lingkungan, juga menanam jenis tanaman lokal pada sejumlah area revegetasi yang telah direncanakan dalam dokumen Rencana Reklamasi yang disesuaikan dengan peruntukan lahan reklamasi tersebut. Tanaman lokal yang ditanam, sebelumnya dikembangkan dan dibudidayakan di fasilitas pembibitan (nursery) yang ada di PTAR.
Beberapa jenis tanaman lokal yang dibibitkan di nursery PTAR antara lain durian, manggis, cempedak air, mahoni, hapinis, kayu baja, kayu laban, banyan (baringin), simarbaliding, aren, tambiski, dan serbagai jenis tanaman lokal dari famili moraceae, euphorbiaceae, myrtaceae, fagaceae. Sumber benih tanaman lokal didapat dari vegetasi hutan alami di sekitar area tambang, baik berupa biji-bijian atau anakan. Benih tanaman lokal tersebut ditumbuhkan dan dirawat hingga siap tanam. Dalam kegiatan penanaman pohon, PTAR juga melibatkan peran serta masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan, salah satunya melalui penanaman pohon di sekitar area daerah aliran sungai (DAS) Batangtoru.