Keberadaan perusahaan harus bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Demikianlah komitmen PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe. Hal ini terbukti dalam rencana strategis perusahaan untuk Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berfokus pada peningkatan kualitas dan layanan mutu pendidikan, kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan infrastruktur dasar bagi masyarakat.
Di bidang kesehatan, perbaikan gizi masyarakat lingkar tambang adalah salah satu target PTAR. Gizi baik merupakan fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas karena berkaitan erat dengan peningkatan kapasitas belajar, kemampuan kognitif dan intelektualitas seseorang. Gizi baik juga merupakan penanda keberhasilan pembangunan dan terpenuhinya hak asasi manusia terhadap pangan dan kesehatan. Perbaikan gizi masyarakat juga merupakan sarana untuk memutus rantai kemiskinan melalui meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga berdampak pada kesejahteraan di tingkat masyarakat, keluarga, dan individu. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa program perbaikan gizi, secara tidak langsung, juga mendukung program-program PPM PTAR di bidang lainnya.
Untuk itu, PTAR menginisiasi Revitalisasi Posyandu di tujuh desa target percontohan. Lima di antaranya berada di Kecamatan Batangtoru, tersebar di Desa Napa, Desa Hapesong Lama, Kelurahan Aek Pining, Kelurahan Wek II dan Desa Telo. Dan dua Posyandu lainnya di Desa Bandar Hapinis dan Desa Terapung Raya di Kecamatan Muara Batangtoru. Mengapa Posyandu? Pertama, Posyandu merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional petugas kesehatan dan peran aktif masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan, khususnya upaya menurunkan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Kedua, revitalisasi Posyandu merupakan bagian dari program nasional, yang tertera dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024.
Posyandu cukup berperan besar dalam memastikan upaya peningkatan gizi dengan memantau perkembangan gizi anak-anak dan ibu hamil. Namun, fungsi pemantauan itu perlu diperluas dengan menerapkan fungsi penyuluhan, agar warga masyarakat mengerti betul terkait kebutuhan gizi yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkanlah program revitalisasi, yang bertujuan untuk mewujudkan layanan Posyandu yang lebih optimal dengan meningkatkan pengetahuan dan soft skill para kader Posyandu, sehingga para kader terampil dalam melakukan screening kesehatan dan penyuluhan, mampu menggunakan aplikasi iPosyandu serta menyusun rencana tindak lanjut. Selain itu Program Revitalisasi Posyandu ini juga bertujuan memperluas target layanan di Posyandu sehingga tidak terbatas pada ibu dan bayi, tetapi dapat melayani kelompok keluarga lainnya seperti remaja dan lansia.
Diharapkan, melalui program revitalisasi ini, derajat kesehatan masyarakat di 7 desa target meningkat seiring dengan membaiknya status gizi masyarakat.
Dalam pelaksanaan program, yang dimulai pada Juli 2022 dan berlangsung selama enam bulan ini, PTAR menggandeng Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan dan tenaga ahli dari CV Sinergi Medika Indonesia untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan dan seminar bagi para kader kesehatan. Salah satunya adalah Webinar bertema “Mengenal Masalah Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Anak di Posyandu” yang dibawakan dokter spesialis anak Fitria Mahrunnisa, M.Sc., Sp.A pada 4 Agustus 2022.
Lurah Aek Pining, Hendra Sakti Siregar, memberikan apresiasi positif atas Program Revitalisasi Posyandu yang dilaksanakan di tujuh desa target, termasuk Kelurahan Aek Pining. “Program ini berpengaruh besar ke para kader kesehatan. Saat program ini mulai dijalankan dan kader mendapat edukasi kesehatan, para kader langsung bergerak mendata balita hingga lansia. Efeknya, pendataan kesehatan masyarakat lebih lengkap dibandingkan dulu,” tutur Hendra. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kelurahan Aek Pining, Puji Lestari, menambahkan Program Revitalisasi Posyandu semakin meningkatkan efektivitas sistem 5 Meja Posyandu, utamanya Meja 4 yang fokus pada penyuluhan gizi.
