Industri pertambangan sarat dengan keselamatan, mulai dari risiko penyakit akibat kerja hingga risiko cedera parah atau bahkan kematian. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar, baik bagi pekerja maupun pengusaha tambang. Itulah mengapa keselamatan dalam industri pertambangan adalah hal yang vital.
Praktik standar dalam pertambangan terus berkembang untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja. Praktik standar tersebut meliputi:
- Menetapkan akuntabilitas bagi manajemen dan kinerja kesehatan dan keselamatan
- Memberikan panduan yang sesuai untuk kesehatan dan keselamatan dan mengomunikasikannya secara efektif kepada karyawan, kontraktor, dan tamu perusahaan
- Memberikan pelatihan yang tepat bagi karyawan untuk membantu mencegah kecelakaan
- Menetapkan prosedur yang jelas untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko
- Secara teratur memantau dan melaporkan kinerja kesehatan dan keselamatan
Pelatihan yang tepat untuk semua pekerja tambang adalah bagian yang sangat penting dalam menjaga keamanan tambang dan aktivitas tambang. Ketika hanya sedikit orang yang mengetahui aturan keselamatan, akan sangat sulit untuk menjamin keamanan tambang dan kondisi kerja. Namun, jika setiap pekerja di suatu pertambangan mengetahui apa yang harus diperhatikan, kondisi kerja yang tidak aman dan tidak sehat dapat diketahui dan ditangani lebih cepat. Ini salah satu alasan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Tambang (MSHA) mensyaratkan setiap pertambangan di A.S. untuk memiliki rencana pelatihan pekerja tambang yang mencakup:
- 40 jam pelatihan keselamatan dan kesehatan dasar untuk pekerja baru tanpa pengalaman pertambangan bawah tanah (SEBELUM mereka mulai bekerja di bawah tanah)
- 24 jam pelatihan keselamatan dan kesehatan dasar untuk pekerja baru tanpa pengalaman pertambangan permukaan (SEBELUM mereka mulai menambang)
- 8 jam pelatihan penyegaran keselamatan dan kesehatan untuk semua pekerja setiap tahun
- pelatihan tugas keselamatan dan kesehatan bagi pekerja yang diberi penugasan baru
Waktu ekstra yang dihabiskan untuk pelatihan, untuk memastikan peralatan aman, dan untuk melakukan semua tindakan keselamatan di setiap tahapan operasi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan risiko tambang ditutup saat menghadapi bencana, atau waktu yang hilang karena ada kejadian cedera. Intinya, Dengan mematuhi praktik standar ini, ada beberapa manfaat bagi pengusaha dan pekerja, beberapa di antaranya adalah:
- Pencegahan Insiden: Komplikasi kesehatan jangka panjang, cedera, penyakit, dan kematian akibat bahaya dan risiko di tempat kerja akan sangat berkurang, dan jika memungkinkan tidak ada lagi.
- Perlindungan Finansial: Denda dan hukuman yang dikeluarkan oleh inspektur atas pelanggaran K3 dapat dihindari; berkurangnya pengeluaran untuk klaim kompensasi pekerja, tim hukum, jasa humas untuk meredakan pemberitaan negatif, dan peralatan baru; menghindari penutupan paksa dan mencegah kerugian keuangan perusahaan.
- Reputasi Bisnis: Reputasi yang baik dibangun dengan melakukan hal yang benar dan mengutamakan SDM. Selain itu, reputasi bisnis dapat berdampak pada lisensi perusahaan untuk beroperasi dan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan SDM. Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan dapat dikenakan hukuman berat atas pelanggaran yang mengakibatkan cedera atau kematian, serta pertanggungjawaban pidana.
- Peningkatan Produktivitas: Tempat kerja yang aman membuat pekerja dapat lebih fokus untuk mencapai target. Ini juga akan menghindari keterlambatan penyelesaian proyek, kerusakan peralatan, dan kehilangan kesepakatan bisnis.
- Penurunan Tingkat Ketidakhadiran Pekerja: Berkurangnya waktu tunda akibat ketidakhadiran karyawan menghasilkan lebih sedikit gangguan dan penundaan operasional.
- Standar yang Lebih Tinggi: Tempat kerja dijaga dengan standar keselamatan, kebersihan, dan tata graha yang lebih tinggi.
- Perlindungan aset: Aset terbesar setiap perusahaan adalah karyawan, yang tanpanya perusahaan tidak dapat beroperasi, apalagi menjadi sukses.
Jelas bahwa pendekatan keselamatan berbasis kesadaran bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dengan penetapan dan penegakan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), pelaksanaan program pelatihan, dan penggunaan peralatan modern yang dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan, bukan tidak mungkin menghilangkan risiko bahaya di pertambangan.