PT Agincourt Resources (PTAR) menerapkan kebijakan keberagaman gender di seluruh aspek operasional perusahaan sejak 2016. Hal ini untuk menunjukkan komitmen PTAR dalam membangun budaya dan lingkungan kerja yang mempromosikan martabat dan rasa hormat, tempat kerja bebas dari diskriminasi, intimidasi, penindasan atau pelecehan.
Sejumlah kebijakan sebagai dasar mempraktikkan keberagaman gender juga telah disusun oleh PTAR, seperti kebijakan cuti hamil dan cuti ayah, kode praktik manajemen pembatasan kerja terkait kehamilan, dan kebijakan laktasi. Kini, PTAR menjadi satu-satunya perusahaan tambang emas di Indonesia yang memiliki komposisi karyawan perempuan hingga 26%. Komposisi yang telah berjalan selama empat bulan dua minggu ini, sudah jauh lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan lain di Indonesia secara umum.
Selain mendukung peningkatan partisipasi kaum wanita di perusahaan, PTAR juga mendukung pemberdayaan perempuan dengan mendukung usaha perempuan di masyarakat sekitar tambang. Sejumlah program pemberdayaan usaha berbasis perempuan pun PTAR hadirkan.
Pengembangan usaha minimarket Sahata Commissary, misalnya. Program yang sudah berjalan dari tahun 2012 ini berhasil memberdayakan Ikatan Perwiritan Yasin (IPY) Nurul Huda, Kecamatan Batangtoru, yang memiliki sekitar 1.000 anggota. PTAR membantu menyediakan sarana dan fasilitas minimarket, meningkatkan kapasitas karyawan minimarket, memperluas jaringan kerja sama dengan distributor utama, dan membentuk Koperasi Sahata Satahi Saoloan sebagai wadah yang menaungi kegiatan usaha IPY Nurul Huda.
Program ini membuahkan hasil. Pendapatan dari Sahata Commissary bisa digunakan untuk membiayai operasional IPY Nurul Huda dan beberapa usaha rumah tangga turut diberdayakan sebagai pemasok. Koperasi Sahata Satahi Saoloan pun berhasil membuka toko sembako sederhana untuk memenuhi kebutuhan anggota koperasinya.
Ada juga pengembangan usaha budidaya tanaman akar rimpang bersama dua Kelompok Wanita Tani (KWT), yaitu KWT Makmur Jaya di Desa Bandar Hapinis yang mengelola sekitar 2 ha lahan dan KWT Torop Jaya di Desa Sumuran yang mengelola lahan seluas 1,2 ha. Tanaman rimpang adalah tanaman yang mudah ditanam dan banyak diminati karena memiliki banyak manfaat kesehatan, misalnya jahe, kencur, dan kunyit. Selain memberikan pendampingan tentang intensifikasi budidaya tanaman rimpang, PTAR juga memberikan pendampingan dalam hal pengembangan produk olahan akar rimpang, salah satunya adalah minuman herbal yang kaya akan manfaat kesehatan, seperti Wedang Jahe, Wedang Sereh, dan Wedang Secang.
Sejak tahun 2019, para wanita yang tergabung dalam kedua KWT tersebut dibekali ilmu cara mengolah akar rimpang menjadi minuman siap saji dan juga minuman serbuk. Kini, mereka sudah mampu untuk memproduksi sendiri minuman herbal dan serbuk dari akar rimpang. Bahkan mereka juga sudah memiliki rumah produksi sendiri dan seluruh produknya sudah memperoleh izin PIRT.
Selain itu, PTAR juga membesut program pengembangan usaha batik dan produk turunan dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tapanuli Selatan dan KUB Bator Craft. Dalam programnya, PTAR memberikan ilmu pemasaran, dengan memberikan pendampingan secara langsung tentang membuat pemasaran online. PTAR juga mengajarkan cara membuat produk turunan dari Batik Tapanuli Selatan (Tapsel), yaitu produk kain batik dibuat menjadi tas atau baju.
Dengan adanya produk turunan ini, diharapkan tercipta pasar baru untuk bisnis batik Tapsel sehingga nantinya akan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ke depan PTAR berencan untuk membuka galeri UMKM yang menjadi sentra penjualan batik Tapsel dan produk turunannya. Sehingga ketika ada wisatawan berkunjung ke Batangtoru atau Tapsel, mereka akan tahu di mana harus mencari batik Tapsel.
Program pemberdayaan perempuan PTAR lainnya adalah program peningkatan kapasitas dan keterampilan menjahit bagi perempuan di Desa Batuhula dan Kelurahan Hutaraja. Bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Tapanuli Selatan, PTAR mengadakan pelatihan menjahit, menyediakan mesin jahit, bahkan memberikan proyek jahitan. Pelatihan menjahit yang difasilitasi oleh PTAR merupakan pelatihan berbasis kompetensi sehingga peserta mendapatkan sertifikat Tata Busana Level II dan III dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi Kemendikbudristek. Diharapkan, ke depannya, para perempuan bisa menjadi tim konveksi dan usaha ini berkembang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat.
Semua program ini sejalan dengan komitmen PTAR untuk memberikan kesempatan dan peran yang sama kepada perempuan untuk berusaha dan menjalankan kegiatan kelompoknya secara mandiri, serta meningkatkan kapasitas diri dan kelompoknya melalui berbagai program, pelatihan, dan pendampingan. Dengan begitu, mereka dapat menjadi mampu dan berdaya menjalankan usahanya secara berkelanjutan.