Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan Aek Pahu

Feb 17, 2023

Selama puluhan tahun, petani di Batangtoru telah terbiasa dengan teknik pertanian yang masih tradisional menggunakan alat-alat sederhana. Mereka menggunakan pestisida dan bibit anorganik, dengan pemasaran hasil tani yang masih terbatas.

Namun, pada 2013, PT Agincourt Resources (PTAR), sebagai pengelola Tambang Emas Martabe, mulai memberikan pendampingan. Petani yang pertama kali mendapat pendampingan adalah kelompok tani yang berada di kawasan Aek Pahu, Desa Napa, Batangtoru. Kelompok Tani Aek Pahu yang awalnya beranggotakan 25 orang ini diajari mengelola persawahan organik seluas tiga hektar di awal tahun 2016.

Kelompok Tani Aek Pahu diajarkan dan dibimbing untuk melakukan budidaya pertanian organik mulai dari metode pengolahan lahan, penggunaan pupuk organik, bahkan pestisida organik. Beberapa petani juga diajak studi banding ke daerah lain untuk mempelajari teknik pertanian organik.

Bibit yang digunakan di Aek Pahu adalah bibit organik lokal dari Cianjur. Selain itu, mereka juga menanam varietas padi organik lain, di antaranya SAW, Merah Saodah, Merah Putih, dan Jasmin. Bahkan di tahun 2022 lalu Kelompok Tani Aek Pahu berhasil membudidaya benih padi varietas Siporang secara organik. Siporang ini varietas unggul lokal nasional asli dari Tapanuli Selatan. Bibit-bibit organik ini lebih mudah ditanam dan bisa menjadi bibit lagi secara terus-menerus. Tidak seperti bibit padi anorganik yang hanya bisa digunakan satu hingga dua kali saja sebagai bibit. Dengan demikian, para petani bisa menghemat biaya pembelian bibit.

Meskipun pada awalnya bertani dengan bibit padi organik memberikan hasil yang lebih sedikit, per hektar hanya menghasilkan 6 ton padi dibandingkan 8,4 ton padi per hektar untuk bibit anorganik, produksinya semakin lama akan semakin meningkat. Selain itu, pertanian organik juga ramah lingkungan karena diyakini memiliki kemampuan menahan air yang lebih tinggi sehingga tanah menjadi lebih sehat, dapat membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida, pupuk, dan bahan kimia pertanian lainnya, serta dapat mengurangi masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif. Dari segi biaya, pertanian organik lebih hemat biaya dalam jangka panjang karena tidak perlu membeli pupuk dan pestisida kimia, perawatannya tidak sulit, dan harga jual berasnya sangat tinggi. Jadi, lebih banyak keunggulan yang bisa didapatkan dari pertanian organik.

Selain memperkenalkan sistem pertanian padi organik, PTAR juga melakukan optimalisasi budidaya dan memberi nilai tambah bagi usaha pertanian organik tersebut melalui metode mina padi atau perikanan di persawahan. Jenis ikan yang ditebar berdampingan dengan penanaman padi organik antara lain ikan jurung, ikan mas, ikan nila, dan belut. Ikan‑ikan ini dapat berfungsi sebagai penambah nutrisi bagi tanah dan padi yang ditanam, selain menjadi sumber pangan penambah nutrisi tubuh bagi seluruh keluarga petani. Hal ini sejalan dengan program Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dalam rangka mendukung program ketahanan pangan pemerintah.

Pada 2017, berdasarkan hasil uji lab dari Laboratorium Sucofindo menunjukkan bahwa gabah dan beras hasil pertanian organik di Aek Pahu bebas bahan kimia. Pada 2019, sertifikat organik dari lembaga LeSOS dan sertifikat halal MUI Sumut juga berhasil didapatkan. Dengan bekal tersebut, beras organik Aek Pahu diharapkan bisa menembus pasar yang lebih luas, tak hanya dijual di sekitar Kecamatan Batangtoru, tapi juga bisa menembus kota besar seperti Medan. PTAR juga membantu penjajakan untuk kerja sama dengan Hypermart, Lotte Mart, dan Indomaret, yang siap menampung beras organik Aek Pahu dengan syarat memiliki sertifikat organik dan sertifikat halal MUI.

Kawasan persawahan Aek Pahu kini telah menjadi Organic Farming Eco Park yang edukatif dan rekreatif. PTAR memang berupaya menjadikan Aek Pahu sebagai kawasan pertanian terintegrasi. Di mana Aek Pahu menjadi pusat pendidikan, pelatihan dan pengembangan terkait teknologi dan usaha persawahan organik. Hingga sekarang, banyak diselenggarakan pelatihan-pelatihan, termasuk untuk pertanian organik dan pemasarannya.

Untuk itu, kawasan pertanian terintegrasi Aek Pahu ditargetkan dapat terus berkembang. Keberadaan infrastruktur penunjang pun sangat dibutuhkan untuk membantu produktivitas petani. PTAR pun membuatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mikro dan panel surya, memberikan mesin jetor, hingga membangun saluran irigasi dan infrastruktur pendukung, seperti jembatan dan akses jalan. PTAR bahkan berencana untuk mendirikan kilang padi lengkap dengan lantai jemur dan gudang untuk gabah dan berasnya.

Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PTAR tersebut sejalan dengan konsep Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) menurut Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yaitu program yang dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat sekitar, misalnya dengan membuka lapangan kerja atau mengajak warga setempat untuk bekerja bersama dalam satu usaha demi kesejahteraan bersama yang berkeadilan.

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait