Teknologi Aman Pengolahan Emas

Mar 5, 2023

Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden No. 21 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM). Penggunaan merkuri pada berbagai sektor industri berpotensi membahayakan banyak pihak karena menimbulkan dampak berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan serta mengancam kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti tremor, gangguan motorik, gangguan saraf, penyakit ginjal, paru-paru, dan iritasi kulit.

Sektor industri yang berperan sebagai penyumbang emisi merkuri terbesar yang dibuang ke lingkungan adalah Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). Jumlah estimasi untuk penggunaan merkuri di satu lokasi tambang bahkan mencapai 6,2 kg sampai 85,63 kg per tahun. Dengan kata lain, jika dijumlahkan, penggunaan merkuri dapat mencapai 192,53 ton per tahun.

Pada rentang tahun 2019-2020, pemerintah telah berhasil menghapus penggunaan merkuri seberat 10,45 ton. Namun, ini masih jauh dari target RAN PPM, yaitu pengurangan merkuri sebesar 100 % di sektor PESK pada 2025.

Aspek teknologi merupakan salah satu faktor kunci untuk mengatasi permasalahan merkuri di sektor PESK. Berikut sejumlah teknologi yang dapat diterapkan untuk meniadakan penggunaan merkuri dalam pengolahan emas.

A. Teknologi untuk Jenis Endapan Emas Primer

  1. Teknologi Pelindian Leaching Sianidasi

Teknologi pengolahan emas dengan proses sianida, bijih emas dipecah kemudian dihaluskan sampai lolos ayakan 200 mesh menggunakan ball mill. Setelah homogen, dilakukan proses sianidasi dengan pemberian udara dan pengadukan di dalam tangki selama 48 jam sambil mengatur kondisi pH antara 10,5–11 menggunakan kapur. Kemudian, dilakukan proses adsorpsi dengan penambahan karbon aktif. Emas yang terserap ke dalam karbon akan melalui proses pembakaran. Abunya ditambahkan dengan boraks dan selanjutnya dilebur pada temperatur 1000–1200℃.

  1. Teknologi Pelindian Leaching Tiourea

Tiourea digunakan sebagai alternatif sianida, terutama pada batuan berjenis primer, dan sulfida rendah. Tiourea secara relatif tidak beracun dan aman bagi lingkungan. Sistem kerja reaktor tiourea adalah dengan mensirkulasi lumpur menggunakan larutan tiourea yang ditambahkan larutan H2SO4 dan FeSO4. Kemudian dilakukan pemisahan filtrat dengan proses adsorpsi menggunakan karbon aktif resin. Selanjutnya dilakukan proses pembakaran lalu dilebur dengan temperatur 1.000–1.200°C dengan penambahan reagen berupa boraks.

  1. Teknologi Pelindian Leaching Tiousulfat 

Terdapat dua jenis garam tiosulfat yang mudah ditemukan di pasaran, yaitu sodium thiosulfate dan ammonium thiosulfate. Masing-masing senyawa tersebut mampu melarutkan emas dan perak, namun dengan laju pelarutan yang berbeda-beda. Kelebihan penggunaan tiosulfat sebagai reagen leaching emas yaitu tingkat toksisitasnya yang sangat rendah, bisa untuk leaching bijih dengan berbagai tipe (termasuk bijih kompleks dan preg-robbing), memberikan tingkat recovery yang tinggi, serta kinetika yang lebih cepat dibandingkan proses sianidasi.

  1. Flotasi 

Flotasi merupakan mekanisme konsentrasi kimia fisika untuk memisahkan mineral berharga dari yang tidak berharga, dengan mendasarkan pada sifat permukaan mineral, yaitu senang tidaknya terhadap udara. Zat yang bersifat hidrofilik akan tetap berada dalam fase air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan lalu membentuk buih yang dapat dipisahkan dari cairan tersebut. Flotasi dapat diterapkan pada bijih emas dengan ukuran partikel emas yang sangat kecil (µm) dan mineral dominannya adalah sulfida. 

B.Teknologi untuk Jenis Bijih Emas Aluvial

  1. Konsentrasi gravitasi 

Konsentrasi gravitasi adalah teknik pengolahan emas yang didasarkan pada perbedaan berat jenis antara emas dengan mineral-mineral pengotornya. Proses pemisahan ini umumnya dilakukan dalam media air. Emas yang mempunyai densitas tinggi akan terkonsentrasi di lapisan bawah sedangkan mineral-mineral pengotor yang berat jenisnya lebih ringan akan berada di lapisan atas. Pengolahan emas dengan menggunakan metode ini biasanya tidak menggunakan bahan kimia dan cocok untuk mengolah bijih yang ukuran partikel emasnya lebih dari 100 µm. Teknologi yang biasanya diterapkan untuk konsentrasi gravitasi adalah shaking table, sluice box, dan dulang.

READ MORE

Related Posts