Upaya PTAR Lindungi Satwa-satwa Liar di Sekitar Tambang

Mar 28, 2023

Terlepas dari kontribusinya yang sangat besar terhadap pendapatan negara, industri pertambangan memiliki tanggung jawab besar dalam pelestarian keanekaragaman hayati.

Memahami hal ini, PT Agincourt Resources (PTAR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe, melaksanakan kegiatan pertambangannnya berdasarkan prinsip kehati-hatian dengan memperhatikan berbagai aspek lingkungan dan sosial agar dapat meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dengan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan yang dapat mendorong tercapainya penambangan yang berkelanjutan.

Salah satu upaya yang dilakukan PTAR adalah pemberian perlindungan terhadap satwa liar. Pada 2021, PTAR menggelar Pelatihan Inspeksi Fauna guna mengidentifikasi dan memastikan keberadaan fauna yang dilindungi pada lahan yang akan dibuka untuk kepentingan operasional tambang. Kegiatan training inspeksi fauna sebelum pembukaan lahan ini merupakan upaya melestarikan dan melindungi keberadaan satwa liar, terutama jenis fauna dilindungi. Para peserta pelatihan diajarkan cara memastikan jenis-jenis hewan apa saja yang menjadi penghuni habitat tersebut dan mengidentifikasi program konservasi terbaik untuk memastikan agar hewan-hewan itu tidak terganggu atau bahkan punah saat operasi tambang dimulai.

Jika spesies target teramati atau ditemukan dalam inspeksi pra-pembukaan lahan, pembukaan lahan dalam area tersebut akan dihentikan sampai hewan tersebut aman. Sehingga pada akhir masa pakai, PTAR dapat melakukan pemulihan habitat untuk sepenuhnya mengembalikan lahan bekas tambang mendekati  keadaan semula.

PTAR juga bekerja sama dengan para peneliti, perguruan tinggi, lembaga independen, dan pihak ketiga lainnya dalam perlindungan keanekaragaman hayati, terutama melalui edukasi dan sosialisasi, serta pencegahan terkait perburuan dan perdagangan satwa liar. Berdasarkan data Tropical Forest Conservation Action¬-Sumatra (TFCA-Sumatera), jenis-jenis satwa liar yang dilindungi di Hutan Batangtoru, yang merupakan wilayah operasional PTAR, di antaranya orangutan sumatra, harimau sumatra, serow, tapir, beruang madu, ioris, kucing keemasan, kukang, kambing hutan sumatera, rusa sambar, simpai, owa, siamang, lutung, kijang, jenis rangkong (Buceros rhinoceros, B. bicornis, Rhinoplax vigil, Rhyticeros comatus), dan jenis elang (Ictinaetus malayensis, Spilornis cheela, Accipiter virgatus).

Selain itu, terdapat juga orangutan tapanuli yang merupakan spesies  orangutan baru yang diumumkan pada November 2017. Sebelumnya, orangutan tapanuli dianggap sebagai bagian dari populasi orangutan sumatra yang berhabitat di ekosistem Batangtoru. Namun, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap ekologi, genetik, dan populasinya, ditemukanlah bahwa orangutan tapanuli berbeda dengan orangutan sumatra. Orangutan tapanuli merupakan salah satu fauna yang menjadi fokus PTAR. Menurut Direktur Yayasan Orang utan Sumatera Lestari dan Orang utan Information Centre, Fransisca Ariatiningsih, jumlah populasi orangutan tapanuli saat ini sekitar 800 ekor, oleh karenanya spesies ini berstatus terancam punah. Pada 2021, tim Biodiversity Advisory Panel (BAP) yang terdiri dari  empat ilmuwan Indonesia terkemuka dengan keahlian di bidang ekosistem hutan dan konservasi orangutan, Dr. Rondang Siregar, Dr. Sri Suci Utami Atmoko, Dr. Puji Rianti and Dr. Onrizal melakukan studi independen untuk mengetahui apakah aktivitas tambang berdampak pada orangutan Tapanuli. Studi Penilaian Dampak Orangutan ini melibatkan peninjauan lengkap terhadap studi sebelumnya dan hasil-hasilnya, serta observasi di lokasi dan survei pemantauan.

Pada 2022, PTAR mendukung upaya pelestarian satwa dengan menyediakan helikopter dan pilot untuk melepasliarkan dua harimau sumatera bernama Surya Manggala dan Citra Kartini ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Sebelumnya, pada November 2020, PTAR juga pernah memberikan dukungan terhadap konservasi harimau dengan memfasilitasi pelepasliaran harimau sumatera Bernama Sri Nabila di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Selain itu, PTAR juga mendukung Sanctuary Harimau Sumatera Barumun dalam bentuk donasi kendaraan pengangkut satwa dan dukungan operasional terutama yang dimanfaatkan dalam pemenuhan nutrisi satwa.

PTAR terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya di Sumatra Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Kecamatan Batangtoru, termasuk pemerintah daerah dan pihak berwenang untuk melakukan serta mendukung berbagai kegiatan konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait