Emas adalah unsur kimia yang mudah dikenali dari warna kuning metaliknya. Emas berharga karena kelangkaannya, ketahanannya terhadap korosi, konduktor listrik yang baik, keuletannya, dan keindahannya. Jika Anda bertanya kepada orang-orang dari mana emas berasal, sebagian besar akan mengatakan dari tambang, mendulang serpihan di sungai, atau mengekstraknya dari air laut. Tapi, bagaimana emas bisa sampai di sana? Bagaimana emas terbentuk?
Semua emas yang ditemukan di bumi berasal dari puing-puing bintang mati. Ya, proses pembuatan emas terjadi di antariksa di antara bintang-bintang dan akhirnya jatuh ke bumi seiring waktu.
Ada dua teori utama tentang asal muasal terbentuknya emas. Satu teori mengatakan fusi nuklir yang dihasilkan dari ledakan bintang supernova menciptakan atom emas. Teori lainnya mengatakan tabrakan bintang-bintang neutron menghasilkan ledakan sinar gamma, salah satu ledakan yang paling kuat.
Lalu, bagaimana cara emas masuk ke dalam tanah?
Saat bumi terbentuk, unsur-unsur berat seperti besi dan emas masuk ke dalam inti planet. Kemudian, sekitar 4 miliar tahun yang lalu, bumi dibombardir oleh tumbukan asteroid. Benturan ini mengaduk lapisan planet yang lebih dalam dan memaksa sejumlah emas masuk ke mantel dan kerak bumi.
Emas tersebut kemudian tersimpan dalam bijih batuan dalam berbagai bentuk, termasuk: serpihan, bercampur dengan perak sebagai elektrum, atau unsur murni itu sendiri. Seiring waktu, erosi membebaskan emas dari bebatuan lain. Dan, karena berat, emas pun tenggelam ke dasar sungai, samudra, dan sejenisnya. Demikian pula, gempa bumi memiliki peran besar dalam membawa emas ke permukaan. Selama terjadinya gempa, patahan akan dengan cepat mendekompresi air yang kaya akan mineral. Air itu akan menguap dan meninggalkan endapan emas (serta benda lainnya). Hal yang sama terjadi pada gunung berapi!
Berapa banyak emas yang ada di bumi?
Menurut perkiraan dalam sejarah umat manusia, semua emas yang pernah ditambang berjumlah sekitar 152.000 metrik ton. Kedengarannya banyak, tetapi hanya cukup untuk mengisi 60 trailer. Para ilmuwan percaya bahwa masih ada delapan kali lebih banyak emas di dalam dan di bawah lautan daripada yang pernah ditambang di dekat permukaan bumi. Seperti emas yang mungkin mengambang di inti luar bumi yang berbentuk cairan, sebagian besar pasokan logam mulia ini tidak dapat diakses atau terlalu mahal untuk ditambang. Menariknya, emas telah ditemukan di semua benua, kecuali di Antartika. Namun, mungkin saja bahkan di bawah semua es di Antartika tersimpan sejumlah emas.
Bagaimana emas diproses?
Setelah emas ditemukan dan ditambang dari sumbernya, baik itu tambang emas khusus atau tidak, emas perlu diproses agar siap digunakan sebagai perhiasan emas. Emas dapat diproses dari bijih dengan berbagai cara.
Proses ini termasuk amalgamasi dan sianidasi. Sianidasi adalah cara yang paling populer dan melibatkan oksidasi serta pelarutan emas dalam alkali sianida dan pemisahan larutan emas yang dihasilkan dari padatan. Proses ini kemudian harus disempurnakan dengan menghilangkan semua kotoran dalam emas, yang melibatkan peleburan dan pengolahan menggunakan gas klorin atau elektrolisis. Kemudian emas akan diuji kemurniannya, dengan kemurnian 99,9% sebagai patokan.
Setelah diproses dan disuling, emas siap digunakan untuk produk apa pun, baik itu peralatan elektronik, kedokteran gigi, kedirgantaraan, atau aplikasi lain untuk emas.
Namun, emas olahan memiliki berbagai sifat yang membuatnya sangat cocok untuk dijadikan perhiasan, termasuk kelenturan, pewarnaan yang kaya, dan berkilau.
Tidak bisakah para ilmuwan membuat emas?
Percaya atau tidak, para ilmuwan telah menemukan cara untuk membuat emas dari unsur lain. Tapi, membuat emas tidak sesederhana menambahkan atau mengurangkan proton dari unsur lain secara langsung. Prosesnya membutuhkan reaksi nuklir yang mirip dengan proses-r pada bintang-bintang.
Metode paling umum untuk mengubah satu unsur menjadi unsur lain (transmutasi) adalah dengan menambahkan neutron ke unsur lain. Neutron mengubah isotop suatu unsur, yang berpotensi membuat atom cukup tidak stabil untuk dapat pecah melalui peluruhan radioaktif.
Fisikawan Jepang Hantaro Nagaoka pertama kali mensintesis emas dengan cara membombardir merkuri dengan neutron pada tahun 1924. Meskipun mengubah merkuri menjadi emas adalah yang paling mudah, emas juga dapat dibuat dari unsur lain—bahkan timah! Ilmuwan Soviet secara tidak sengaja mengubah pelindung timbal reaktor nuklir menjadi emas pada tahun 1972 dan Glenn Seabord mentransmutasikan jejak emas dari timbal pada tahun 1980.
Meskipun begitu, semua metode itu sangat mahal dan tidak praktis untuk diproduksi dan dijual untuk penggunaan seperti sekarang ini.