Tanam Bibit Mangrove, PTAR Lestarikan Wilayah Pesisir Tapanuli Tengah

Jun 5, 2023

Ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan memiliki kekayaan habitat yang tinggi dan beragam.  Hal ini karena wilayah pesisir merupakan peralihan antara darat dan laut yang masing-masing bagian saling memengaruhi hingga terbentuk keunikan ekosistem. Ekosistem di laut dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar. Sementara itu, ekosistem di darat dipengaruhi oleh aktivitas lautan seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin.

Wilayah pesisir memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang kaya, memudahkan terjadinya perdagangan antardaerah, pulau, dan benua, juga menjadi penghambat masuknya gelombang besar air laut ke darat. Oleh karena itu penting untuk memastikan adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di wilayah pesisir, khususnya dalam konteks lingkungan.

Sebagai pengelola Tambang Emas Martabe yang berkomitmen tinggi dalam pelestarian lingkungan hidup, PT Agincourt Resources (PTAR) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menanam 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 10 hektare (ha) serta melepas puluhan ribu bibit kerang. Kegiatan ini juga dinamai Aksi tanam mangrove “Dari Hati Untuk Bumi” di Kelurahan Kalangan Indah dan Desa Aek Sitio-tio di Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara.

Bibit mangrove yang ditanam merupakan bibit lokal jenis rhizophora siap tanam berusia empat sampai enam bulan di persemaian dengan tinggi bibit 50-80 sentimeter (cm). Bibit-bibit ini didapatkan dari Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama tiga tahun. Sedangkan bibit kerang yang disebarkan adalah jenis lokus dalam kondisi sehat dan segar. Bibit ini memiliki jarak tanam 1 x 3 meter (m), atau tergantung batas air laut surut. Penanaman semua bibit direncanakan berlangsung selama dua hingga tiga bulan. Sementara, durasi pemeliharaannya membutuhkan waktu sekitar dua tahun dan dapat diperpanjang.

Hutan mangrove sendiri memiliki pengaruh terhadap ekosistem pesisir pantai, laut, hingga daratan. Hutan mangrove memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan di alam dan masyarakat dan dianggap sebagai sumber penjaga ekosistem perairan antara darat, pantai, dan laut yang memiliki fungsi biologis, fisik, dan ekonomi yang besar bagi keberlangsungan hidup. Tentu saja, hal ini sejalan dengan Kebijakan Keberlanjutan PTAR. 

Wakil Presiden Direktur PTAR Ruli Tanio mengatakan, penanaman mangrove merupakan kontribusi PTAR dalam membentuk ekosistem wilayah pesisir di Tapanuli Tengah. Tapanuli Tengah berada di pesisir pantai barat Sumatra dengan panjang garis pantai 200 kilometer (km). Oleh karena itu, ekosistem mangrove diharapkan dapat menjadi area untuk mencari makan, memijah, berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang, serta menjadi habitat alami berbagai jenis fauna. “Kami juga berharap, aksi tanam mangrove ‘Dari Hati Untuk Bumi’ dapat membuka peluang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove. Ekowisata tersebut berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal,” ujar Ruli.

Sementara itu, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indra Exploitasia, mengatakan bahwa penanaman bibit mangrove ini akan menjadi kontribusi menuju visi “2050 Living in Harmony with Nature” sehingga kedepannya diharapkan kita dapat duduk berdampingan dengan alam. Pembentukan ekosistem mangrove memang sangat penting dilakukan mengingat Indonesia sebagai negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia yang rentan terhadap perubahan iklim.

Penanaman mangrove ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen Negara untuk menetapkan target pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia. Di antaranya dengan cara rehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove. Lewat bantuan PTAR, habitat hutan mangrove di pesisir pantai Barat Pulau Sumatera bisa tersenyum kembali.

READ MORE

Related Posts