Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan literasi masyarakatnya. Ini dikarenakan literasi terintegrasi dengan semua aspek kegiatan sehari-hari. Ada literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi agama, literasi budaya dan kewargaan, serta lainnya. Tidak sekadar kegiatan membaca dan menulis, literasi merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, mengartikan, menciptakan, mengomunikasikan, menghitung, serta menggunakan materi tercetak dan tertulis yang berkaitan dengan berbagai konteks.
Seseorang dengan tingkat literasi yang tinggi akan mampu mengolah berbagai informasi yang didapatnya dari berbagai media, antara lain buku, internet, televisi, dan radio. Selanjutnya, layaknya potongan-potongan puzzle yang kemudian dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah bentuk secara keseluruhan dan utuh, orang tersebut akan mampu menyimpulkan suatu informasi dan kemudian mengambil keputusan yang sangat penting bagi kehidupannya.
Begitu pentingnya kemampuan literasi sehingga harus ditanamkan menjadi budaya. Dan, ini bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari keluarga, sekolah, komunitas, pemerintah, maupun swasta.
Dalam upayanya mewujudkan pertambangan yang berkelanjutan, PT Agincourt Resources (PTAR), sebagai pengelola tambang emas Martabe, terus berupaya memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sekitar tambang. Salah satunya dalam hal menumbuhkan kebiasaan dan pengembangan minat baca anak-anak.
Baca Juga: Inisiasi PTAR Budayakan Membaca Sejak Dini
PTAR mendirikan dan mengembangkan sejumlah Taman Baca Anak di wilayah sekitar tambang. Salah satunya Taman Baca Anak (TBA) Lestari di di Dusun IV Aek Sirara Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan. TBA Lestari yang didirikan pada 2014 ini disulap menjadi lingkungan belajar yang ramah anak dan didesain khusus untuk memberikan kenyamanan pada anak-anak ketika berada di taman bacaan. Selain melakukan renovasi, PTAR juga mendonasikan buku-buku bacaan dan menempatkan dua orang pendamping yang bertugas secara bergiliran untuk memfasilitasi anak-anak saat berada di taman baca.
Sekitar 1.000 buku yang terdiri dari fiksi, novel, sejarah, dan buku-buku keagamaan kini tersedia di TBA Lestari. Selain itu, juga tersedia sejumlah alat peraga dan alat permainan edukatif. Mayangsari, salah seorang tenaga pendamping yang bertugas di TBA Lestari mengatakan bahwa sejak adanya taman baca, kegemaran anak-anak di Dusun IV Aek Sirara untuk membaca semakin meningkat. Anak-anak menjadi lebih betah berada di taman baca. Mereka senang membaca dan belajar berkelompok bersama teman-teman.
“Alhamdulillah, anak-anak semakin dekat dengan buku-buku. Tidak lagi senang bermain game online atau asyik sendiri dengan handphone,” sebut Mayangsari. tenaga pendamping lainnya. Mayangsari mengklaim, selain meningkatkan pengetahuan, keberadaan taman baca juga membentuk karakter anak-anak menjadi lebih kreatif. Ia mengajari anak-anak kerajinan tangan dan menghafal ayat-ayat pendek Al Qur’an. “Saat ini, 40 anak yang kita lakukan pendampingan,” jelas Mayangsari.
Selain TBA Lestari, PTAR juga berencana menambah koleksi buku dan merenovasi TBA-TBA lain, yaitu TBA Melati di Desa Batuhula, TBA Rosela di Desa Bandar Hapinis, TBA Cempaka di kelurahan Hutaraja, TBA Pardomuan di Desa Wek IV, TBA Sahata Saoloan di Desa Wek II, serta TBA Cahaya Ilmu di Desa Hapesing Baru, TBA Taman Bintang di desa Sipenggeng, TBA Flamboyan di Desa Telo. PTAR berencana menambah rata-rata 60-70 buku di setiap TBA.
Manager Community Development PTAR Rohani Simbolon berharap Taman-taman Baca Anak ini bisa menjadi tempat pengembangan budaya literasi anak; tempat menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca bagi anak-anak. PTAR juga akan terus memotivasi anak untuk mengunjungi TBA dengan melaksanakan berbagai kegiatan seperti lomba melukis, mewarnai, dan mendongeng secara rutin setiap minggu dan memberikan hadiah hiburan.