Agincourt Resources menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan budidaya pertanian berkelanjutan di 15 desa lingkar tambang (Direct Affected Villages/DAV). Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin hingga Selasa, 6-7 Mei 2024 di Desa Sipenggeng ini, menjadi langkah nyata dalam mendorong budidaya pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Acara ini dihadiri oleh 40 peserta, yang terdiri dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Napa dan BPP Manompas, aktor petani benih padi, benih jagung pipil, petani organik, petani milenial Batangtoru dan Muara Batangtoru, serta petani milenial budidaya cabe merah, bawang merah, dan jagung pipil.
Baca Juga: Optimasi Pertanian di Tapanuli Selatan Melalui Survei Kesesuaian Lahan
Pada hari pertama, kegiatan difokuskan pada evaluasi kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan. Prof. Rahmawaty, S.Hut., M.Si., PhD, dan Dr.Ir. T. Irmansyah, M.P., dari Universitas Sumatera Utara (USU), memaparkan hasil survei dan memberikan pemahaman mengenai kondisi lahan, perlakuan tanam, perilaku budidaya, dan kebutuhan saprotan per hektar.
Pada hari kedua, peserta diajak turun ke lapangan untuk mempraktikkan perlakuan lahan yang tepat pada budidaya jagung, padi, cabai, dan bawang merah. Tim ahli USU memberikan rekomendasi metode tanam yang tepat, kebutuhan saprotan, faktor cuaca dan iklim, serta perilaku tanam tumpeng sari atau tanam sela untuk komoditi yang dikembangkan.
Baca Juga: Berbagi Praktik Pertambangan Berkelanjutan Melalui Seminar ESG untuk Jurnalis Regional
Kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi para peserta, antara lain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya pertanian, memahami cara memilih komoditas yang tepat untuk ditanam di lahan mereka, mempelajari perlakuan lahan yang tepat untuk meningkatkan hasil panen, mendapatkan informasi tentang kebutuhan saprotan dan faktor cuaca dan iklim, belajar tentang metode tanam tumpeng sari atau tanam sela untuk meningkatkan produktivitas lahan.