Pada Minggu, 29 Desember 2024, Agincourt Resources bersama Lembaga Ovata Indonesia serta komunitas aktivis lingkungan dan pemerintah setempat, menggelar kegiatan pelepasan puluhan tukik (anak penyu) ke laut lepas. Kegiatan ini berlangsung di Pantai Barat Muara Opu, Tapanuli Selatan.
Penyu adalah spesies yang sangat terancam punah, tercatat dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan termasuk dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Kehadiran penyu yang terus menurun di alam bebas disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, perburuan liar, serta degradasi habitat. Oleh karena itu, perlindungan terhadap penyu menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Baca Juga: 1.000 Tukik Bertahap Dilepaskan di Muara Opu untuk Pelestarian Penyu
Pantai Barat Muara Opu memiliki potensi besar sebagai habitat penyu, karena kawasan ini merupakan tempat peneluran bagi lima dari enam spesies penyu yang ada di Indonesia, termasuk penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Kawasan ini juga masih memiliki ekosistem alami yang mendukung kelangsungan hidup penyu.
Dalam kegiatan pelepasan tukik tersebut, Superintendent Environmental Site Support Agincourt Resources Syaiful Anwar, menyampaikan bahwa Pantai Barat Muara Opu merupakan lokasi yang sangat ideal untuk kegiatan konservasi penyu. “Kami berharap kolaborasi yang telah terjalin dengan Lembaga Ovata Indonesia dan pemerintah setempat, terutama pemerintah Desa Muara Opu, dapat terus berlanjut. Fokus utama kami adalah pengembangan konservasi penyu di wilayah ini, yang memiliki ekosistem yang masih alami dan mendukung kelangsungan hidup penyu,” ungkap Syaiful.
Syaiful juga menambahkan bahwa Agincourt Resources sedang merencanakan pengembangan tempat penetasan dan pembesaran penyu, serta stasiun riset yang akan digunakan untuk mempelajari perilaku dan kesehatan penyu secara ilmiah. “Kami percaya bahwa upaya konservasi ini tidak hanya berkontribusi terhadap pelestarian penyu, tetapi juga membantu memperkuat keberlanjutan ekosistem laut di kawasan ini,” tuturnya.
Keberlanjutan upaya pelestarian penyu ini juga sesuai dengan komitmen Agincourt Resources terhadap Biodiversity Action and Management Plan yang dimiliki perusahaan. Selain itu, upaya ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-14, yang berfokus pada pelestarian ekosistem laut dan keberlanjutan keanekaragaman hayati. Syaiful menegaskan bahwa kegiatan konservasi ini juga sejalan dengan upaya Agincourt Resources untuk mencapai PROPER Beyond Compliance, sebuah penilaian yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap perusahaan yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap pelestarian lingkungan.
“Kerja sama kami dengan Agincourt Resources dimulai sejak tahun 2023, dan kami sangat berterima kasih atas dukungannya yang konsisten. Dengan kolaborasi ini, kami berharap dapat menciptakan dampak yang lebih sistematis dan berkelanjutan dalam melestarikan penyu di kawasan ini,” ungkap Ketua Lembaga Ovata Indonesia Erwinsyah Siregar.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang inisiatif dan kontribusi PT. Agincourt Resources, termasuk kegiatan penambangan dan pengolahan emas mereka, Anda dapat klik di sini.