Industri pertambangan selalu menjadi industri yang berisiko tinggi, dengan berbagai tantangan.
Peraturan yang semakin ketat, ketergantungan pada teknologi, permintaan bahan baku yang tidak konsisten, dan harga komoditas yang tinggi menjadi perhatian yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan tambang. Beruntung, sebagian masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan penanganan risiko yang efektif dan efisien.
Manajemen risiko sendiri merupakan suatu langkah yang digunakan oleh perusahaan pertambangan dalam mengidentifikasi masalah, mengevaluasi, hingga menanggulangi bahaya di lokasi kerja. Tujuannya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada karyawan seperti adanya ledakan ketika menambang, kebakaran, tertimbun tanah yang longsor akibat pengeboran yang terlalu mendalam, terkena gas beracun dari bahan-bahan tambang di sekitar lokasi pertambangan, ataupun suhu yang berubah-ubah secara ekstrem.
Dengan adanya pengelolaan risiko yang baik dari para petinggi perusahaan, tentu lingkungan kerja yang kondusif, aman, dan nyaman serta jauh dari bahaya akan mudah tercapai. Para pekerja pun dapat tenang melakukan kewajibannya dalam menyelesaikan pekerjaan. Begitupun dengan perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan para karyawan dalam menambang.
Baca Juga: Pentingnya Keamanan TSF di Pertambangan Emas
Faktor Risiko Yang Dihadapi Perusahaan Pertambangan
Mampu mengelola dan menangani risiko dengan baik tentu masih kurang. Diperlukan pula perhatian khusus terhadap risiko yang bisa saja timbul secara mendadak di area pertambangan. Diantaranya faktor risiko tersebut ialah:
1. Adanya Ledakan
Di area lokasi pertambangan, hal yang rentan terjadi adalah ledakan yang mana dapat menimbulkan kepulan asap yang berwarna hitam dan dapat merusak udara sekitar. Bagi karyawan yang menghirupnya pun dapat menyebabkan sakit pernapasan.
Selain dapat membahayakan para pekerja, ledakan pun dapat merusak bangunan di lokasi pertambangan sekitar. Bila lokasinya tidak jauh dari rumah warga, maka masyarakat sekitar bisa menjadi korban juga.
2. Tanah Yang Longsor
Bencana alam memang tidak dapat diduga. Salah satunya adalah tanah yang longsor yang dapat terjadi akibat beberapa faktor seperti tidak adanya terowongan dalam penambangan, kondisi tanah yang mudah retak dan rentan terjadi longsor, adanya ledakan yang menyebabkan tanah berjatuhan, serta gempa bumi. Maka dari itu, ketika terjadi getaran yang dirasakan, segera evakuasi para karyawan dan utamakan keselamatan.
3. Kebakaran Yang Terjadi Akibat Kelalaian
Ketika melakukan penambangan, ada gas-gas yang tertahan di udara kemudian terakumulasi hingga mendekati batas ledak atau explosive limit. Maka, ketika gas tersebut sudah pada limitnya dan mendapat sulutan api sekecil apapun, kebakaran dapat terjadi dengan mudah.
Untuk menghindari risiko tersebut, pastikan Anda mengarahkan para karyawan untuk lebih hati-hati dan tidak bertindak ceroboh selama menambang. Bahkan, selalu ingatkan untuk peka terhadap keadaan sekitar dan mementingkan keselamatan diri daripada yang lainnya.
Itulah hal-hal yang patut Anda kenali dalam pengelolaan risiko. Bila kesulitan, Anda pun dapat menggunakan konsultan dalam melakukan manajemen risiko untuk menjaga keselamatan kerja dari ketidakstabilan keadaan lingkungan operasional. Program tersebut nantinya memungkinkan perusahaan pertambangan dapat memastikan keberhasilan dalam beroperasi, sehingga risiko sekecil apapun dapat dihindari.
Salah satu perusahaan yang mampu mengelola risiko dengan baik adalah PT. Agincourt Resources yang berkecimpung dalam penambangan emas dan perak serta pengelolaannya. Melalui penanganan risiko yang tepat, maka keselamatan karyawan pun dapat diutamakan dan risiko kecelakaan kerja dapat diminimalisasi.
Baca Juga: Mengukur Sektor Bisnis Tambang Emas
Pelajari lebih lanjut mengenai industri pertambangan di sini!