Geseng, dikenal secara ilmiah sebagai Quercus gammeliflora, merupakan salah satu spesies pohon dari keluarga Fagaceae, atau suku pohon ek (oak). Jenis ini tumbuh alami di kawasan hutan pegunungan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terutama pada ketinggian antara 800–2.000 meter di atas permukaan laut. Pohon ini banyak dijumpai di wilayah beriklim sejuk dengan curah hujan tinggi, seperti di pegunungan Sumatera dan Jawa. Keberadaannya sering menjadi indikator ekosistem pegunungan yang masih lestari.
Geseng memiliki batang besar dan kokoh yang dapat tumbuh hingga 25–30 meter dengan diameter mencapai lebih dari 60 sentimeter. Kulit batangnya berwarna cokelat tua keabu-abuan dengan tekstur kasar dan berpola retak alami. Daunnya berbentuk lonjong hingga elips dengan tepi bergerigi halus, menyerupai ciri khas pohon oak.
Buahnya berupa biji keras berukuran kecil berbentuk bulat yang berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi satwa liar seperti tupai, burung, dan babi hutan. Keberadaan buah ini menjadikan Geseng berperan penting dalam menjaga rantai makanan di hutan pegunungan.
Quercus gammeliflora tersebar luas di wilayah Asia Tenggara, mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, dan Vietnam hingga Indonesia bagian barat. Di Indonesia, spesies ini banyak ditemukan di hutan montana lembap, tumbuh berdampingan dengan jenis-jenis pohon pegunungan lain seperti Castanopsis dan Lithocarpus.
Keberadaan Geseng di suatu wilayah sering menjadi tanda bahwa lingkungan tersebut memiliki tanah subur, drainase baik, dan tutupan vegetasi yang sehat. Dengan demikian, pohon ini juga berfungsi sebagai indikator ekologis dari keseimbangan ekosistem hutan pegunungan.
Geseng memiliki peran ekologis yang sangat penting bagi kelestarian alam:
- Penyerap karbon alami: Tajuknya yang lebat dan masa hidupnya yang panjang menjadikan Geseng mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, membantu mengurangi dampak perubahan iklim global.
- Pencegah erosi: Sistem akar yang kuat menahan tanah di area lereng dan mencegah terjadinya longsor.
- Penyedia habitat: Rimbunnya tajuk pohon menyediakan tempat berlindung bagi berbagai spesies burung, serangga, dan mamalia kecil.
- Pelestarian air tanah: Lapisan daun kering di bawah pohon berfungsi sebagai mulsa alami yang menjaga kelembapan tanah dan memperlambat aliran air permukaan.
Dengan seluruh perannya ini, Geseng dapat disebut sebagai penyangga kehidupan di ekosistem pegunungan.
Selain fungsi ekologis, Geseng juga memberikan manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat sekitar hutan:
- Kayu berkualitas tinggi: Kayunya keras, padat, dan tahan terhadap rayap serta jamur. Karakteristik ini membuatnya ideal untuk bahan mebel, lantai, kusen, serta konstruksi berat.
- Sumber energi alami: Di beberapa daerah, kayu Geseng digunakan sebagai bahan bakar arang premium karena nilai kalorinya tinggi dan pembakarannya stabil.
- Tanaman konservasi: Geseng kerap ditanam dalam program rehabilitasi hutan pegunungan karena memiliki daya adaptasi tinggi serta pertumbuhan yang kuat.
- Nilai budaya dan tradisional: Dalam sejumlah komunitas adat, pohon ini dianggap sebagai pohon pelindung dan sering digunakan dalam upacara adat atau pembuatan alat musik tradisional.
Geseng bukan sekadar pohon pegunungan biasa, melainkan penjaga keseimbangan ekosistem, sumber daya ekonomi, dan warisan budaya yang bernilai tinggi. Pemanfaatan yang bijak dan upaya konservasi yang berkelanjutan akan memastikan Quercus gammeliflora terus tumbuh sebagai simbol harmoni antara manusia dan alam.
Dengan menjaga Geseng, kita sesungguhnya sedang menjaga paru-paru bumi dan warisan hayati untuk generasi mendatang.







