Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya tentang tanda-tanda adanya kandungan emas dalam tanah yang mudah diketahui, dan beberapa dari Anda mungkin juga percaya bahwa cara mengetahuinya mudah dan sederhana, tetapi kenyataannya tidak demikian.
Ada banyak sekali jenis cadangan emas dan ada banyak indikator berguna yang dapat digunakan oleh para pemburu emas untuk mengarahkan mereka ke emas. Masalahnya adalah indikator yang tepat di satu tempat untuk satu jenis deposit tidak selalu efektif digunakan untuk yang lain.
Sebagai contoh, di beberapa tempat, keberadaan vena kuarsa di tanah merupakan indikator yang baik untuk mengetahui keberadaan emas, tetapi indikator ini menjadi tidak berguna di tempat-tempat di mana terdapat banyak vena kuarsa, dan di tempat lain di mana ada banyak emas tetapi sama sekali tidak terdapat vena kuarsa. Tidak ada solusi sederhana “satu untuk semua” terkait apa yang harus diperhatikan saat mencari emas.
Meskipun tidak ada satu jawaban yang sempurna, berikut ini sepuluh tanda geologis alam yang dapat mengarah ke keberadaan emas.
1. Perubahan Warna. Di banyak daerah, larutan mineral asam membuat batuan di daerah tersebut berwarna lebih terang. Perubahan warna lainnya juga dapat disebabkan oleh kontak dari berbagai jenis batuan. Perubahan warna ini bisa menjadi indikator keberadaan emas karena emas sering muncul pada batuan ubahan atau di sepanjang kontak batuan.
2. Pewarnaan Besi & Gossan. Tidak semua vena menghasilkan banyak kuarsa. Vena pembawa emas dapat terdiri dari kalsit atau sebagian besar sulfida — yang sering kali mengalami pelapukan menjadi bintik-bintik bernoda besi saat pirit berubah menjadi oksida besi. Oksida besi dalam jumlah besar seperti hematit, magnetit, dan batu besi dapat menjadi indikator keberadaan emas yang baik.
3. Singkapan Vena Kuarsa dan Akumulasi Vena. Terkadang, sedikit akumulasi kecil vena kuarsa dapat mengindikasikan adanya mineralisasi di area tersebut. terkadang akan tampak singkapan vena yang dapat dilihat oleh pencari, tetapi kemungkinan besar singkapan tersebut tidak akan terlihat jelas. Di daerah di mana tidak ada singkapan vena yang memadai, akumulasi vena kuarsa dapat mengindikasikan area umum tempat keberadaan vena
4. Jenis Batuan Produktif. Konsep batuan induk yang disukai sangatlah penting, tetapi jenis batuan yang “disukai” dapat sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain.
5. Patahan dan Zona Kontak Batuan. Banyak vena kuarsa dan endapan emas di batuan keras lainnya yang muncul di “zona” yang terbentuk di sepanjang patahan atau pada area kontak dua jenis batuan yang berbeda.
6. Topografi yang Tepat. Dalam pemahaman umum, emas yang lebih kasar cenderung menggantung jauh ke hulu. Di gurun, sebagian besar placer residual terbaik terbentuk di area yang memiliki lereng landai hingga datar.
7. Perluasan dari Area Mineral atau Placer yang Telah Diketahui. Selain berbentuk pipa, sebagian besar endapan emas berskala kecil membentuk jalur linier. Sangat umum bahwa endapan baru ditemukan di sepanjang zona pengendapan yang linier ini.
8. Area Geologi Serupa yang Terdekat. Jika jenis batuan atau lingkungan geologis tertentu di satu area telah terbukti mengandung emas, dan pada jarak beberapa mil di pegunungan yang sama kembali ditemukan jenis batuan atau lingkungan yang sama, ada baiknya untuk diselidiki. Ini adalah teknik yang bagus dan banyak pemburu emas yang berhasil saat menerapkannya.
9. Vena Kuarsa pada Permukaan Gurun. Di daerah gurun, tanda terbaik untuk mendeteksi keberadaan emas adalah adanya konsentrasi bebatuan kecil dan kerikil di permukaan tanah. Di daerah penghasil emas, ketika permukaan gurun mengandung material vena kuarsa yang signifikan, ini terbukti merupakan tanda keberadaan emas.
10. Tanah Hitam di Pinggiran Sungai. sungai yang terdapat emas punya tanah warna hitam atau memiliki banyak bebatuan yang memiliki warna seperti berkarat. Selain itu, biasanya, tanahnya tercampur pasir dan bebatuan besar.