Hilirisasi Tambang Mendorong Ekonomi Negara Masa Pandemi

Okt 28, 2020

Melakukan hilirisasi tambang dianggap mampu memperbaiki ekonomi negara.

Salah satu industri yang ikut terdampak adalah industri pertambangan karena merosotnya permintaan bahan tambang baik untuk pembangunan, renovasi maupun aktivitas bisnis lainnya. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk memanfaatkan kebijakan hilirisasi tambang.

Pada dasarnya, hilirisasi telah dilakukan sejak lama di tanah air. Contohnya hilirisasi nikel yang dilakukan akhir tahun 2015 silam. Untuk memperlancar kegiatan ini, teknologi modern pun didatangkan. Sehingga nikel yang merupakan bahan mentah bisa diubah menjadi baterai lithium yang lebih bermanfaat dan menguntungkan dari segi finansial.

Baca Juga: Inilah Harga Emas di Indonesia Selama Pandemi

Benarkah Hilirisasi Tambang Meningkatkan Perekonomian Negara Selama Pandemi?

Anda mungkin masih belum yakin dengan kebijakan hirilisasi yang tengah dicanangkan pemerintah ini. Tapi dilihat dari contoh di atas, hirilisasi jauh lebih menguntungkan daripada menjual hasil tambang mentah kepada konsumen.
Contohnya batu bara yang diolah sedemikian rupa menjadi produk petrokimia. Dengan perubahan tersebut, pemanfaatan batu bara pun jauh lebih meluas. Konsumen yang bisa menggunakan produknya lebih banyak termasuk industri baja.

Apalagi Indonesia adalah negara kaya yang memiliki cadangan nikel terbesar secara global. Jumlah nikelnya kurang lebih 21 miliar ton. Sektor lainnya yakni batu bara, tembaga dan emas juga memiliki cadangan kekayaan yang sama tingginya.

Pengolahan hasil pertambangan dalam negeri yang dilakukan, tidak hanya meningkatkan perekonomian negara dari pajak dan produknya saja. Tapi turut membantu pemerintah mengetahui aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh para pengusaha. Mengapa? Karena seluruh aktivitas penggalian hasil tambang turut dimonitoring.

Proyek 2022 Hilirisasi Industri: Pembangunan 52 Unit Smelter

Untuk mendukung program hilirisasi tambang, pemerintah tidak tanggung-tanggung dalam mengambil keputusan. Tidak hanya mendorong pengusaha pertambangan untuk hirilisasi, pemerintah turut membangun smelter.
Jumlah pabrik yang akan dibuat juga tidak sedikit, mencapai 52 unit yang tersebar dari berbagai sektor pertambangan. Meliputi tambang besi, nikel, mangan, tembaga, bauksit, timbal dan seng.

Dengan keberadaan smelter, aktivitas pengolahan hasil tambang bisa dilakukan secara efisien dan terarah. Pemerintah juga tidak perlu lagi impor alumina atau produk tambang lainnya karena pabrik dalam negeri mampu menghasilkan produk yang sama berkat program hilirisasi tambang.

Alih-alih impor, pemerintah berencana akan mempersiapkan ekspor tambang nasional ke berbagai negara. Kontribusi ekspor pertambangan diyakini memberikan banyak profit untuk negara. Pandemi Covid-19 membuat beberapa pembangunan terhambat atau tertunda karena kekurangan modal. Tapi sektor pertambangan tetap harus berjalan agar pendapatan negara tidak semakin meluap. Hasil tambang dapat dimaksimalkan produknya dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Produk Tambang Dalam Negeri Lebih Mengntungkan Konsumen

Contohnya nickel ore yang bisa diolah menjadi NPI dan ditingkatkan kembali menjadi stainless steel. Pengelolaan hasil pertambangan ini memberikan banyak dampak baik dari sektor pemerintahan, pengusaha, hubungan kerja sama maupun konsumen.

Produk tambang yang dihasilkan di dalam negeri tentu harganya lebih terjangkau daripada produk luar, kondisi ini akan menguntungkan konsumen. Keuntungan yang tidak sedikit juga dirasakan pemerintah karena bisa mengurangi aktivitas ekspor stainless steel atau barang tambang lainnya.

Ketika mutu produk tambang yang dihasilkan Indonesia terbukti kualitasnya. Kehadiran investor asing akan menambah keuntungan dalam negeri. Investasi yang diberikan di sektor pertambangan bukan investasi kecil.
Melihat beberapa kondisi tersebut, hirilisasi tambang bisa menjadi jawaban atas segala kegundahan pengusaha pertambangan. Mereka bisa memaksimalkan modal yang sedikit di masa pendemi untuk menggarap dan menggali tanah kemudian mengolahnya menjadi produk tambang.

Baca Juga: Protokol Kerja di Pertambangan Selama Pandemi

Meskipun prosesnya jauh lebih rumit dan kompleks dari menggali dan menjual tambang mentah. Produk tambang jauh lebih diminati oleh konsumen karena bisa langsung digunakan tanpa perlu memprosesnya lagi.

Itulah hal menarik seputar hirilisasi tambang yang saat ini sedang diperbincangkan. Sudahkan perusahaan Anda melakukan hirilisasi?

Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.

 

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait