Inovasi Seed ball dalam Upaya Reklamasi dan Rehabilitas Lahan Tambang

Feb 3, 2023

Ekosistem adalah suatu area geografis tempat tumbuhan, hewan, dan organisme lain, serta cuaca dan bentang alam bekerja sama untuk membentuk siklus kehidupan. Setiap unsur dalam suatu ekosistem, sekecil apa pun itu, hidup dengan bergantung pada unsur lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, perubahan suhu pada suatu ekosistem akan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman yang tumbuh di sana. Sehingga, hewan yang bergantung pada tanaman tersebut untuk makan dan berlindung harus beradaptasi dengan pindah ke ekosistem lain atau binasa (punah).

Kegiatan manusia dan bencana alam berisiko mengganggu keseimbangan ekosistem, seperti kebakaran hutan, tanah longsor, pencemaran air dan udara, maupun  perburuan satwa liar. Kalau tidak segera dilakukan konservasi, ketidakseimbangan ini dapat berdampak pada seluruh makhluk hidup terutama manusia, yaitu generasi baru di masa mendatang yang mewarisi alam ini.

Konservasi ekosistem dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan melakukan pengayaan tanaman, yaitu kegiatan penanaman pohon yang merupakan bagian dari upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Dengan memperbanyak keragaman tanaman dan memanfaatkan ruang tumbuh pohon secara optimal, tanaman-tanaman baru ini diharapkan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan fungsi-fungsi ekosistem. Namun, tanaman harus dipilih dengan cermat.

Dibandingkan dengan spesies tanaman asing, tentunya akan jauh lebih baik dan optimal bila menggunakan spesies tanaman lokal. Spesies tanaman lokal adalah tanaman yang telah tumbuh di habitat atau di area geografi tertentu selama ribuan tahun atau lebih. Itu berarti, tanaman-tanaman tersebut lebih adaptif terhadap kondisi iklim, cahaya, dan tanah pada ekosistem tersebut. Sehingga, tanaman-tanaman tersebut lebih mungkin untuk berkembang biak dan menjadi sumber makanan dan pelindung untuk hewan-hewan dalam ekosistem.

Untuk mempercepat dan menekan biaya, kegiatan penanaman spesies-spesies lokal ini dapat dilakukan dengan metode seed ball. Seed ball merupakan bulatan kecil berdiameter 20 – 30 cm yang berisi tanah pucuk, pupuk kompos,  dan biji-biji tanaman. Benih tanaman tersebut dibungkus sedemikian rupa untuk melindungi benih dari predator dan kondisi lingkungan yang ekstrem, serta untuk memberikan nutrisi awal pada benih setelah berkecambah.

Seed ball ini nantinya akan dilempar ke area hutan alam ataupun area reklamasi khususnya untuk keperluan pengayaan tanaman local maupun restorasi ekosistem, penebaran seed ball ini dimaksudkan agar tumbuh dengan sendirinya dengan meminimalkan campur tangan manusia. Selain dilempar langsung, seed ball juga bisa dijatuhkan dengan menggunakan bantuan helicopter. Metode ini biasa dinamakan aeroseedling.

Metode seperti ini menganut aliran Natural Farming, metode pertanian yang lebih ekstrem daripada pertanian organik. Jika pertanian organik hanya menekankan untuk tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam pengolahan sumber makanan, natural farming menitikberatkan pengolahan tanah tanpa harus dibajak (dibalik) karena mereka meyakini dengan pembalikan itu nantinya malah akan merusak struktur tanah yang sudah tertata baik oleh alam.

Tanaman ditumbuhkan sesuai dengan kondisi alam dan iklim. Tidak ada manipulasi terhadap apa pun yang bertentangan dengan prinsip alam. Hidup selaras dengan kekuatan alam. Pada metode ini, juga disarankan untuk tidak memendam bola-bola itu ke dalam tanah atau menyiraminya,. Tanaman dibiarkan tumbuh dengan sendirinya dan seleksi alam, maksudnya tanaman yang kuat akan tumbuh menjadi besar, sedangkan yang lemah akan mati. Sehingga, nantinya kita akan mendapatkan tanaman yang benar-benar berkualitas tinggi.

Membuat seed ball juga tidak sulit. Kita hanya memerlukan tanah pucuk, pupuk kompos, biji tanaman, air, dan bisa ditambahkan dengan insektisida atau pestisida untuk menghindari seed ball terserang hama penyakit. Setelah semua bahan terkumpul, campurkan menjadi satu kemudian bentuk menjadi bola-bola. Lalu, tinggal keringkan di tempat yang tidak terkena matahari. PT Agincourt Resources (PTAR), sebagai pengelola Tambang Emas Martabe, juga telah menerapkan teknik seed ball untuk kegiatan restorasi hutan alam maupun pengayaan tanaman di area reklamasi khususnya pada area dengan tutupan lahan terbuka. Metode ini dilakukan sebagai salah satu upaya reklamasi PTAR dan  bentuk komitmen terhadap kelestarian lingkungan. Selain melakukan rehabilitasi pada area bekas tambang, PTAR juga melakukan rehabilitasi di lahan hutan alam untuk memperkaya keanekaragaman hayati dan perlindungan ekosistem.  

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait