Hari Buku Anak Internasional diperingati setiap tahun pada 2 April, bertepatan dengan hari lahir Bapak Dongeng Dunia Hans Christian Andersen. Hari buku anak internasional ini merupakan momen yang tepat bagi kita untuk mengenalkan buku kepada anak-anak dan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap membaca.
Membaca adalah aspek dasar dalam proses belajar dan pertumbuhan intelektual seseorang. Melalui kemampuan membaca yang baik, kita dapat menambah pengetahuan, belajar menganalisis suatu permasalahan hingga belajar mengambil keputusan dengan tepat. Sayangnya, minat baca atau budaya membaca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Sementara itu, UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang gemar membaca. Riset berbeda yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016 bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked, memberikan hasil yang kurang lebih sama. Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara terkait minat membaca.
Sebagai pengelola Tambang Emas Martabe yang beroperasi di Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan, PT Agincourt Resources (PTAR) turut berupaya menumbuhkan budaya membaca yang merupakan wujud komitmennya untuk memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan, terutama di sektor pendidikan, di Sumatra Utara khususnya Kabupaten Tapanuli Selatan dan beberapa daerah lain yang berada di wilayah lingkar tambang.
Salah satu upaya yang PTAR lakukan adalah bekerja sama dengan pemerintah desa dan masyarakat setempat untuk mendirikan dan mengelola Taman Baca Anak (TBA). TBA pertama yang didirikan oleh PTAR adalah TBA Napa pada Februari 2009. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 15 TBA yang didirikan oleh PTAR dengan total koleksi lebih dari 16.000 buku. Kelima belas TBA ini berada di 15 desa yang termasuk dalam wilayah operasional PTAR dan dikelola oleh sukarelawan dari masing-masing desa tersebut, seperti Desa Napa, Wek I, Wek III, Aek Pining, Batuhula, Sipenggeng, Aek Sirara, Sumuran, dan Hapesong Baru.
Pendirian TBA ini berawal dari minimnya akses masyarakat di wilayah sekitar tambang terhadap buku-buku berkualitas. Diharapkan dengan tersedianya ribuan buku baru dengan berbagai macam tema, anak-anak akan terdorong untuk lebih aktif membaca dan terbiasa membaca berbagai jenis buku sejak dini sehingga tumbuh budaya membaca dalam diri mereka.
Selain meningkatkan ketertarikan anak-anak untuk membaca, TBA binaan PTAR juga berusaha untuk mengasah bakat dan keterampilan anak-anak. Melalui program-programnya, TBA binaan PTAR membekali anak-anak dengan pengembangan karakter dan bakat, seperti menari, melukis, dan mendongeng yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Bahkan, sejak 2013, PTAR secara rutin menggelar Pentas Seni TBA yang berupa pertunjukan tari tradisional serta kompetisi membaca, mewarnai, menggambar, mendongeng, menyanyi, dan cerdas cermat.
Acara Pentas Seni ini juga dimanfaatkan oleh PTAR sebagai ajang puncak kompetisi antar-TBA. Pada kesempatan ini, PTAR akan mengumumkan pemenang perlombaan TBA terbaik dan pengelola TBA terbaik. Pemilihan pemenang didasarkan pada keaktifan operasional TBA, jadwal buka TBA, jumlah pengunjung, kehadiran pengelola TBA, jenis kegiatan reguler dan ekstra, kebersihan dan keindahan di luar dan di dalam bangunan, tata letak buku dan administrasi TBA, serta adanya perhatian dan dukungan dari aparat desa setempat. Selain untuk menghargai upaya masyarakat dalam pengelolaan TBA yang didirikan, perlombaan ini juga dimaksudkan untuk mendorong semangat mereka untuk memunculkan inisiatif-inisiatif baru yang dapat membuat TBA mereka menjadi lebih baik lagi.
Pada 2015, PTAR bahkan mengirimkan pemenang pengelola TBA terbaik, yaitu pengelola TBA Go To Reading Aek Pining Batangtoru Putri Pratiwi dan Dian Lestari, ke Olimpiade Taman Baca Anak (OTBA) 2015 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional untuk meraih prestasi di tingkat nasional. PTAR juga membangun gelanggang pertunjukan terbuka (Amphitheatre) Sopo Daganak yang berkapasitas 500 penonton di Jalan 2 Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, di atas lahan seluas lebih kurang 4.430 meter persegi. Amphitheatre ini dijadikan pusat kegiatan aktivitas TBA sekaligus sebagai wadah pemersatu TBA di seluruh Kecamatan Batangtoru dan Kecamatan Muara Batangtoru.