Agincourt Resources Sambut Pertambangan Berkelanjutan Melalui Seminar Nasional ESG

Jan 26, 2024

Agincourt Resources menggelar Seminar Nasional bertajuk “Adaptasi Environment, Social, dan Governance (ESG) melalui Dekarbonisasi dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati untuk Menyongsong Pertambangan Berkelanjutan.” Seminar yang dimoderatori oleh Redaktur ekonomi Kontan Azis Husaini ini menghadirkan empat pembicara hebat, yaitu Senior Biodiversity and Conservation Planning-RCCC UI/CTSS-IPB Rondang Siregar, Chairperson of Advisory Board Social Investment Indonesia Jalal, Director SDG’s Center Universitas Padjadjaran Zuzy Anna, dan Manager Environmental Mahmud Subagya sebagai perwakilan Perusahaan. Seminar Nasional ini dibuka oleh Wakil Presiden Direktur Ruli Tanio, dan dihadiri pula oleh Senior Manager Corporate Communications Katarina Siburian Hardono.  

Seminar yang dihadiri oleh sekitar 100 orang dari kalangan akademisi, mahasiswa, dan wartawan ini dilaksanakan pada Jumat, 26 Januari 2024 di Hotel Mercure, Sabang, Jakarta dan juga disiarkan secara daring melalui aplikasi Zoom.  

Baca Juga: Peringati Hari Pertanian Nasional, PTAR Umumkan 15 Petani Aktor Milenial Tapsel

ESG sangatlah penting dalam industri pertambangan. Investasi pertambangan dinilai akan terhambat jika aspek ESG tidak diimplementasikan secara serius karena kesungguhan perusahaan dalam menerapkan ESG akan tercermin dalam kinerja keuangannya. Zuzy Anna mengungkapkan, kebutuhan ESG menjadi keniscayaan, terutama dalam pasar global. Investor lebih memilih investasi di perusahaan yang mengimplementasikan ESG dan mengikuti kriteria ESG. Sayangnya perusahaan di Indonesia yang menerapkan ESG masih sedikit karena aturan pemerintah masih bersifat sukarela.  

Namun, tidak demikian dengan Agincourt Resources. Mahmud Subagya menyatakan Agincourt Resources telah menerapkan ESG sesuai praktik pertambangan yang baik (good mining practice) dan mengacu pada regulasi pemerintah.  Agincourt Resources mengambil enam aspirasi yang difokuskan pada target 2030, yaitu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sampai 30% pada 2030, manajemen energi yakni 50% bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Grup Astra, manajemen air, manajemen limbah pabrik, keberagaman dan inklusivitas, serta kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.

BACA SELENGKAPNYA

Posting Terkait