KEANEKARAGAMAN HAYATI 

Di PT Agincourt Resources (PTAR), kami berkomitmen untuk meminimalkan jejak lingkungan dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko keanekaragaman hayati di area proyek kami. Pendekatan kami berfokus pada pelestarian ekosistem, perlindungan spesies asli, serta pemulihan habitat sebisa mungkin. Kami secara aktif melibatkan komunitas lokal, para ahli, dan regulator untuk memastikan praktik kami sejalan dengan standar lingkungan nasional maupun internasional.

Melalui perbaikan berkelanjutan dan pengelolaan yang bertanggung jawab, kami bertujuan untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan jangka panjang sekaligus mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan wilayah tempat kami beroperasi.

“Keanekaragaman hayati adalah variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk ekosistem darat, laut, dan akuatik lainnya serta kelompok-kelompok ekologi yang menjadi bagiannya: Termasuk pula keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies dan dari ekosistem.” KTT Bumi 1992 

POIN-POIN UTAMA 

Melindungi lingkungan adalah bagian inti dari strategi operasional kami. Pengelolaan dampak keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe mengikuti hierarki mitigasi—pendekatan terstruktur untuk menghindari, meminimalkan, memulihkan, dan, jika perlu, mengimbangi dampak terhadap ekosistem sekitar. Salah satu dampak lingkungan dari operasi kami adalah hilangnya habitat alami. Namun, sebagian besar dampak ini akan dipulihkan melalui restorasi habitat yang direncanakan sebagai bagian dari program rehabilitasi lokasi yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi praktik terbaik di industri, kami memastikan bahwa pengelolaan keanekaragaman hayati terintegrasi pada setiap tahap siklus hidup pertambangan—dari perancangan proyek hingga penggunaan lahan pasca-penambangan. Pendekatan ini mendukung kesehatan jangka panjang Ekosistem Batang Toru dan mencerminkan komitmen kami terhadap pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

PTAR berkomitmen untuk mengoperasikan Tambang Emas Martabe sesuai standar lingkungan skala dunia yang diakui. Kami sepenuhnya sejalan dengan Standar Kinerja IFC 6, yang membimbing perlindungan keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab. Saat ini kami sedang melakukan studi kelayakan offset keanekaragaman hayati untuk mengidentifikasi solusi berbasis ilmu pengetahuan praktis, yang akan lebih memperkuat komitmen lingkungan kami. Inisiatif ini menunjukkan pendekatan proaktif kami terhadap pertambangan yang bertanggung jawab dan dedikasi kami untuk terus melakukan perbaikan sejalan dengan praktik terbaik internasional.

Pelestarian Ekosistem Batang Toru membutuhkan lebih dari sekadar tindakan individu—ini memerlukan upaya kolaboratif dari semua pemangku kepentingan utama. Konservasi yang efektif hanya dapat dicapai melalui strategi yang terkoordinasi, program jangka panjang, dan tanggung jawab bersama. PT Agincourt Resources berkomitmen untuk menjadi mitra aktif dan berkelanjutan dalam upaya ini. Kami bekerja bersama lembaga pemerintah, organisasi lingkungan, komunitas lokal, dan lembaga penelitian untuk mendukung perlindungan strategis terhadap keanekaragaman hayati di wilayah ini. Tujuan kami adalah memberikan kontribusi yang berarti bagi hasil lingkungan jangka panjang yang sejalan dengan visi kami tentang pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

KONTEKS REGIONAL 

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat daya Ekosistem Batang Toru (EBT). EBT diperkirakan seluas kurang lebih 150.000 hektar (ha) [1] dan tersebar secara administratif di tiga kabupaten Tapanuli Provinsi Sumatera Utara: Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara. 

Lahan di dalam EBT termasuk dalam berbagai kategori, yang meliputi Hutan Lindung [2] atau lahan yang merupakan hutan tua dan tidak dapat dikembangkan, serta lahan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk penebangan atau hutan produksi, penggunaan pertanian, perumahan pedesaan dan perkotaan serta pertambangan dan infrastruktur. 

EBT juga berada di area yang sama dengan Area Keanekaragaman Hayati Utama Batang Toru [3] (“KBA”) seluas 170.000 ha, area yang sangat penting bagi keanekaragaman hayati. 

Tidak ada bagian dari area operasi tambang saat ini atau yang akan datang yang berada di area yang sama dengan Hutan Lindung atau KBA. Namun, sebagian tapak tambang berada di area yang sama dengan EBT. 

Tapak tambang aktif seluas 509 ha per Januari 2022. Dari jumlah tersebut, 114 ha berada di area yang sama dengan EBT. Umur tapak tambang yang diproyeksikan adalah 918 ha, di mana 341 ha akan berada di area yang sama dengan EBT, atau <0,25% dari total ukuran EBT. 

[1] Inisiatif Pengelolaan Berkelanjutan untuk Lanskap & Ekosistem (SMILE) Batang Toru. 

[2] Kawasan “Hutan Lindung” Batang Toru adalah penunjukan resmi oleh Pemerintah Indonesia dan dicantumkan dalam keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia II pada tahun 2014. 

[3] “Area Keanekaragaman Hayati Utama” Batang Toru merupakan batas yang secara resmi diakui pada tahun 2016 oleh beberapa organisasi konservasi nonpemerintah termasuk IUCN dan WWF. 

Manajemen Keanekaragaman Hayati

Di PT Agincourt Resources (PTAR), perlindungan terhadap keanekaragaman hayati merupakan komponen utama dari tanggung jawab lingkungan kami. Sejak awal operasional kami, kami telah memprioritaskan konservasi ekosistem lokal dan spesies melalui perencanaan dan tindakan yang proaktif.

Survei keanekaragaman hayati yang komprehensif telah dilakukan sepanjang masa operasional tambang untuk mengidentifikasi dan memantau spesies-spesies yang ada di lingkungan sekitar kami. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, kami telah menerapkan langkah-langkah terarah untuk meminimalkan gangguan ekologis dan melindungi habitat alami.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya keanekaragaman hayati kami berfokus pada orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), salah satu spesies primata besar yang langka di dunia. Inisiatif kami bertujuan untuk mendukung pelestarian jangka panjang spesies yang ini melalui program konservasi kolaboratif, perlindungan habitat, dan penelitian ilmiah.

Detil dari berbagai inisitatif yang kami lakukan berikut ini.

KEBIJAKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Kebijakan Keanekaragaman Hayati PTAR mengharuskan Perusahaan menerapkan praktik-praktik unggulan industri untuk pengelolaan keanekaragaman hayati, dan yang terpenting adalah hierarki mitigasi yang diakui secara luas. [lihat Kebijakan Keanekaragaman Hayati]
PANEL PENASIHAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
Sebagai sumber saran dari ahli keanekaragaman hayati independen kepada Dewan PTAR, Panel Penasihat Keanekaragaman Hayati dibentuk tahun 2019 oleh PTAR yang terdiri dari empat ilmuwan Indonesia terkemuka dengan keahlian di bidang ekosistem hutan dan konservasi orangutan, Dr Rondang Siregar, Dr Sri Suci Utami Atmoko, Dr Puji Rianti and Dr Onrizal. Fungsi dan keanggotaan Panel tersebut didokumentasikan dalam piagamnya.[lihat Panel Penasihat Keanekaragaman Hayati]

Seluruh ilmuwan dan akademisi yang tergabung dalam Biodiversity Advisory Panel (BAP) bekerja secara independen untuk mengindentifikasi, memetakan, dan memitigasi risiko terhadap keanekaragaman hayati. PTAR tidak memiliki intervensi terhadap BAP. [Pernyataan Independensi BAP]

Pekerjaan BAP menginformasikan penguatan berkelanjutan dari kebijakan dan prosedur PTAR serta Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati tahunan.

Saran BAP juga telah menghasilkan perubahan pada lokasi situs eksplorasi yang direncanakan serta pembatalan pembangunan Fasilitas Pengelolaan Tailing. Lahan yang sebelumnya telah ditetapkan untuk pengembangan tersebut sekarang telah diamankan sebagai koridor untuk memfasilitasi pergerakan orangutan.

Kami akan terus mengkaji untuk memperkuat tata kelola kelompok ini, serta meminta masukan dari Sekretariat IUCN.

STRATEGI DAN RENCANA TINDAKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Strategi dan Rencana Tindakan Keanekaragaman Hayati PTAR (BSAP) menyediakan kerangka implementasi untuk Kebijakan Keanekaragaman Hayati PTAR dan memfasilitasi pengawasan Dewan terhadap kinerja pengelolaan keanekaragaman hayati. Strategi dan rencana tersebut terdiri dari tujuh elemen:

  • Prinsip Manajemen 
  • Tujuan
  • Rencana Tindakan 
  • Kontrol Operasional 
  • Keterlibatan Pemangku Kepentingan 
  • Jaminan
  • Peninjauan dan Peningkatan 

Ruang lingkup BSAP mencakup semua kegiatan yang dikelola oleh PTAR termasuk operasi di Tambang Emas Martabe dan program eksplorasi regionalnya. Hal itu juga mencakup aspek konservasi keanekaragaman hayati di luar area terdampak langsung operasi tambang sebagai pengakuan akan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati regional. 
[lihat Strategi dan Rencana Tindakan Keanekaragaman Hayati]

PENGELOLAAN PEMBUKAAN LAHAN

Semua pembukaan vegetasi harus didahului oleh “survei prapembukaan”—yang metodologi dan kesimpulannya dirancang dan dikendalikan oleh BAP—untuk secara hati-hati mengidentifikasi risiko keanekaragaman hayati dan kemudian merekomendasikan praktik mitigasi, sesuai prinsip hierarki mitigasi. 

“Survei prapembukaan” tersebut harus dilakukan setidaknya satu tahun sebelum waktu pembukaan yang diusulkan, bahkan untuk area yang telah disetujui sebagai tindakan kehati-hatian. BAP akan memastikan persetujuan resmi atas rencana pembukaan lahan PTAR sebagai bagian dari laporan workshop tahunan PTAR-BAP. 

Semua pembukaan vegetasi di tambang dikendalikan secara ketat oleh prosedur Permintaan Gangguan Lahan (“LADR”), yang meliputi: 

  • Verifikasi bahwa area yang dibuka telah disetujui berdasarkan parameter AMDAL 
  • Pencatatan yang cermat dari semua bukti yang relevan
  • Prosedur untuk segera menghentikan semua kegiatan pembukaan dan berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait untuk memastikan keselamatan orangutan, jika ada orangutan yang terlihat di area terdekat 
  • Dalam waktu 24 jam sebelum pembukaan vegetasi, dilakukan inspeksi secara langsung di area yang akan dibuka oleh tim yang terdiri dari empat personel tambang untuk memeriksa keberadaan spesies yang diklasifikasikan sebagai terancam kritis (orangutan, harimau, trenggiling, dan rangkong). 

Jika ditemukan spesies yang dilindungi, kegiatan pembukaan di sekitarnya harus segera dihentikan dan prosedur yang dibuat harus diikuti untuk memastikan perlindungan hewan tersebut. 

KODE PRAKTIK PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Pengendalian operasional untuk perlindungan keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe didokumentasikan dalam Kode Praktik Pengelolaan Keanekaragaman Hayati PTAR dan kontraktor site. Ruang lingkup Kode Praktik tersebut meliputi: 

  • Tanggung jawab utama di tim manajemen     
  • Menghindari dan meminimalkan dampak keanekaragaman hayati dalam perencanaan proyek baru
  • Meminimalkan pembukaan atau gangguan habitat yang tidak perlu 
  • Pengelolaan limbah berbahaya 
  • Perlindungan hewan yang terdapat di site  
  • Restorasi habitat hutan di area terganggu sebagai bagian dari penutupan tambang 
  • Keterlibatan pemangku kepentingan 

[lihat Kode Praktik Pengelolaan Keanekaragaman Hayati]

REHABILITASI SITE

Di Tambang Emas Martabe, tujuan rehabilitasi site adalah mengembalikan habitat hutan di kawasan yang terganggu ke kondisi yang sama seperti sebelum pengembangan proyek. Hal itu secara khusus mencakup pemulihan habitat bagi spesies yang terancam punah seperti orangutan Tapanuli. PTAR juga berkomitmen untuk melaksanakan rehabilitasi progresif, artinya lahan direhabilitasi saat mulai tersedia. Teknik restorasi hutan tropis kini sudah mapan. Prosedur yang diterapkan di Tambang Emas Martabe serupa dengan yang terlihat di banyak tambang. Perusahaan memiliki tim rehabilitasi penuh waktu dan fasilitas pembibitan (nursery) di site untuk mendukung pekerjaan rehabilitasi yang sedang berlangsung. 

MELAKUKAN "STUDI PENILAIAN DAMPAK TERHADAP ORANGUTAN"

Sebagai bagian dari Biodiversity Action Plan (BAP) 2021, PTAR meminta BAP untuk melakukan studi independen untuk melihat apakah aktivitas tambang berdampak pada orangutan Tapanuli. Studi ini akan melengkapi survei flora dan fauna di lapangan lainnya yang telah dilakukan di tambang, selama PTAR memiliki tambang tersebut.

Studi ini melibatkan tinjauan penuh atas studi sebelumnya dan hasilnya, serta pengamatan dan pemantauan di lapangan. Studi ini:

  1. Menarik kesimpulan bahwa metodologi dan inferensi yang digunakan dalam studi sebelumnya tentang populasi orangutan Tapanuli memuaskan;
  2. Mengetahui bahwa meskipun hilangnya habitat adalah potensi dampak utama pada orangutan Tapanuli, dampak ini dapat dikurangi melalui langkah-langkah pengelolaan keanekaragaman hayati yang diterapkan selama masa hidup tambang dan melalui rehabilitasi lahan yang sedang berlangsung, yang semuanya merupakan langkah-langkah yang sedang diterapkan oleh PTAR; dan

Merekomendasikan cara-cara lain untuk meningkatkan pendekatan pengelolaan keanekaragaman hayati tambang yang telah dimasukkan ke dalam kebijakan dan operasional PTAR.

KETERLIBATAN PIHAK KETIGA

Sebagai salah satu bagian dari PT Astra International Tbk., kami menyadari pentingnya melibatkan pihak ketiga untuk memberikan transparansi lebih lanjut atas upaya yang dilakukan grup terhadap perlindungan keanekaragaman hayati, dan untuk memberikan perspektif dan nasihat eksternal lebih lanjut terkait upaya kami. Pada tahun 2021, pemegang saham kami menghubungi Satuan Tugas Avoid, Reduce, Restore, Conservation (ARRC) yang terkenal secara internasional dari Kelompok Spesialis Primata Komisi Kelangsungan Hidup Spesies IUCN untuk meminta bantuan dan saran mereka dalam upaya kami untuk melindungi orangutan Tapanuli.

Selanjutnya pada awal tahun 2022, kami menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan ARRC untuk menjajaki bagaimana ARRC dapat melakukan peer review data tentang orangutan Tapanuli yang diperoleh dari survei ilmiah tambang dan sekitarnya yang dilakukan oleh BAP. Sebagai bagian dari keterlibatan ini, ARRC telah bekerja sama dengan BAP untuk memberikan saran tentang survei orangutan dan tentang langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk meminimalkan dampak pada spesies ini.

Namun, peraturan setempat tentang pembatasan berbagi data telah membuat ARRC tidak dapat mengakses data yang mereka perlukan untuk melakukan peer review mereka. Oleh karena itu, pada bulan April 2023, ARRC memutuskan bahwa mereka tidak akan memperpanjang MoU.

Meskipun demikian, kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak ketiga yang relevan, untuk mendapatkan saran tentang cara terbaik untuk meminimalkan dampak operasi tambang terhadap orangutan Tapanuli.

MELAKUKAN INISIATIF KONSERVASI ORANGUTAN YANG LEBIH LUAS

PTAR juga telah melakukan pekerjaan yang cukup besar dalam kaitannya dengan inisiatif konservasi untuk melindungi orangutan Tapanuli di ekosistem Batang Toru yang lebih luas dan sedang mengerjakan program potensial untuk mengimbangi dampak yang tidak dapat dihindari atau dikurangi. Inisiatif ini meliputi:

  1. Meningkatkan habitat orangutan, termasuk melindungi kawasan konservasi kritis, mengurangi fragmentasi dari jalan, membangun “koridor” dan pemukiman yang efektif di mana ada pengurangan kemungkinan kontak manusia-orangutan;
  2. Melakukan pengayaan habitat dengan tanaman pakan, termasuk mendorong skema penanaman masyarakat setempat;
  3. Meluncurkan program untuk mengedukasi, mensosialisasikan, dan meningkatkan kesadaran yang membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab masyarakat terhadap orangutan;
  4. Mempromosikan mata pencaharian ekonomi alternatif dan bersama-sama dengan masyarakat setempat untuk memelihara habitat orangutan dan mencegah kematian atau kerugian orangutan; serta
  5. Memulihkan ekosistem sekitarnya bekerja sama dengan masyarakat, akademisi, dan profesional.
Laporan Keanekaragaman Hayati 2020-2024
Dokumen ini menyajikan laporan lengkap yang merinci keanekaragaman hayati flora dan fauna di sekitar wilayah operasi Tambang Emas Martabe dari tahun 2020 hingga Juni 2024. Untuk Laporan Keanekaragaman Hayati lengkap, [klik di sini].
Selain itu, kami menyediakan data dari [Tabel Absolut Keanekaragaman Hayati 2020-2024], yang merangkum capaian utama program konservasi keanekaragaman hayati.
Agincourt Resources juga memiliki beberapa program pelestarian keanekaragaman hayati yang telah dijalankan pada kurun waktu tersebut, di antaranya untuk Harimau Sumatera, revitalisasi Sungai Batuhoring, Sungai Garoga, konservasi Macaca Sp, pengayaan meranti tembaga, isolasi dan produksi Mikoriza Arbuskula, dan pelestarian ikan jurung. Lihat laporan lengkapnya pada dokumen berikut ini. [Laporan Konservasi Keanekaragaman Hayati]
Penetapan Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati
Melalui [Surat Ketetapan] General Manager Operations No.PTAR-0791/VI-23/GMO, kami telah melakukan upaya pelestarian keanekaragaman hayati mealui [Penetapan Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati] yang akan dipantau periodik. Kawasan ini terletak di Aek Pahu, Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan. Kawasan seluas 57,42 Ha ini menjadi konservasi bagi flora dan fauna, dan dikelola langsung oleh Tim Pengelolaan Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati PTAR.

Di tahun 2022, kami kembali menghadirkan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata, Lihat Indahnya Dunia” di RS Bhayangkara Level IV Batangtoru dan RS Khusus Mata Mencirim 77 Medan. Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Sumatera Utara dan di Indonesia. Katarak hanya bisa disembuhkan melalui operasi. Kami berharap program ini dapat memberikan harapan bagi para penderitanya.

Rangkaian Operasi Katarak Gratis “Buka Mata, Lihat Indahnya Dunia” di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan pada 14, 24 September serta 14 dan 15 Oktober 2022 berhasil memulihkan penglihatan 525 penderita katarak.

Kami memberikan dukungan ketersediaan dokter spesialis di Puskesmas Batangtoru untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Terdapat tiga layanan dokter spesialis, yaitu spesialis kebidanan, spesialis anak, dan spesialis penyakit dalam. Ini salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat di Tapanuli Selatan.

Kami memberikan dukungan ketersediaan dokter spesialis di Puskesmas Batangtoru untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Terdapat tiga layanan dokter spesialis, yaitu spesialis kebidanan, spesialis anak, dan spesialis penyakit dalam. Ini salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat di Tapanuli Selatan.

Kami memberikan dukungan ketersediaan dokter spesialis di Puskesmas Batangtoru untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Terdapat tiga layanan dokter spesialis, yaitu spesialis kebidanan, spesialis anak, dan spesialis penyakit dalam. Ini salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat di Tapanuli Selatan.

Kami memberikan dukungan ketersediaan dokter spesialis di Puskesmas Batangtoru untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Terdapat tiga layanan dokter spesialis, yaitu spesialis kebidanan, spesialis anak, dan spesialis penyakit dalam. Ini salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat di Tapanuli Selatan.

MELINDUNGI ORANGUTAN TAPANULI

Pada tahun 2017, populasi orangutan di Hutan Batang Toru secara resmi diakui sebagai spesies unik dan berbeda, yang dikenal sebagai orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).  Penemuan ini tidak hanya menambah daftar keanekaragaman hayati global, tetapi juga menyoroti pentingnya Ekosistem Batang Toru (EBT) sebagai kawasan konservasi kunci di Sumatra Utara, Indonesia. Hutan ini merupakan satu-satunya habitat alami orangutan Tapanuli, yang diperkirakan hanya tersisa sekitar 800 individu menurut data tahun 2017.

Di PTAR, kami menyadari pentingnya mendukung pelestarian jangka panjang spesies ini dan habitatnya. Sejak didirikannya Tambang Emas Martabe, kami telah memprioritaskan perlindungan keanekaragaman hayati sebagai bagian dari komitmen kami terhadap pertambangan yang bertanggung jawab. Perhatian pada perlindungan orangutan telah diterapkan sejak awal, dan selama bertahun-tahun kami terus memperkuat praktik manajemen keanekaragaman hayati, dengan fokus khusus pada orangutan Tapanuli.

Upaya kami mencerminkan dedikasi yang lebih luas terhadap pengelolaan lingkungan dan beroperasi secara harmonis dengan ekosistem tempat kami bekerja.

Survei dan Studi 

Berbagai survei dan kajian studi ilmiah lainnya telah dilakukan selama 18 tahun terakhir. Hal tersebut termasuk beberapa survei flora dan fauna [lihat Pekerjaan Survei], latihan pemetaan Nilai Konservasi Tinggi, proyek pemetaan gangguan hutan dan [studi penyeimbangan]. Semua survei ini dilakukan oleh konsultan terkemuka, menerapkan metodologi yang terbaik. [lihat Metodologi Survei]

Survei Prapembukaan tahun 2022 oleh Pusat Riset Primata, Universitas Nasional. 

Semua survei/studi sebelumnya menjadi dasar penting untuk: 

  • Proses perizinan berlapis (Studi Penilaian Mengenai Dampak Lingkungan (atau AMDAL) di mana partisipasi aktif dari masyarakat, akademisi, dan pemangku kepentingan terkait lainnya disambut baik dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses tersebut. 
  • PTAR harus menerapkan praktik unggulan industri untuk meminimalkan dampak terhadap keanekaragaman hayati yang terkait dengan tambang. 

Sebagai bagian dari Rencana Tindakan Keanekaragaman Hayati PTAR tahun 2021, PTAR meminta agar BAP melakukan studi independen untuk melihat apakah aktivitas tambang berdampak pada orangutan Tapanuli. 

Studi Penilaian Dampak Orangutan melibatkan peninjauan lengkap terhadap studi sebelumnya dan hasil-hasilnya, serta observasi di lokasi dan survei pemantauan, dan: 

  • Disimpulkan bahwa metodologi dan inferensi yang digunakan pada  studi sebelumnya tentang populasi orangutan Tapanuli telah memuaskan; 
  • Mendukung inisiatif yang ada untuk memitigasi hilangnya habitat sebagai akibat dari kegiatan pertambangan, yang meliputi pengelolaan keanekaragaman hayati dan pekerjaan rehabilitasi lahan PTAR yang sedang berlangsung; dan 
  • Merekomendasikan cara lebih lanjut untuk meningkatkan pendekatan pengelolaan keanekaragaman hayati tambang yang telah dimasukkan ke dalam kebijakan dan operasi PTAR 

Pembentukan Panel Penasihat Keanekaragaman Hayati 

Pengendalian yang diterapkan oleh PTAR antara lain pembentukan Biodiversity Advisory Panel (“BAP”) pada tahun 2020, yang terdiri dari Dr Rondang Siregar, Dr Sri Suci Utami Atmoko, Dr Puji Rianti dan Dr Onrizal, masing-masing dengan keahlian di bidang habitat dan fauna (khususnya orangutan), dan konservasi ekosistem.

Pekerjaan BAP secara langsung menginformasikan perkembangan yang sedang berlangsung dari Rencana Tindakan Keanekaragaman Hayati tahunan PTAR, yang menyediakan kerangka kerja untuk pengelolaan keanekaragaman hayati di tambang, serta Kode Praktik untuk pelaksanaan kontrol operasional di tambang guna memitigasi dampak dari tambang terhadap lingkungan sekitar melalui hierarki mitigasi. 

BAP memantau secara ketat pelaksanaan Rencana Tindakan Keanekaragaman Hayati, dan workshop diadakan setidaknya dua kali setahun untuk membahas kemajuan dan menyelesaikan isu-isu yang terjadi. BAP juga telah melatih karyawan PTAR dalam melakukan penilaian kelayakan dan dampak serta inspeksi secara langsung yang dilakukan secara berkala, dan yang harus dilakukan segera sebelum pembukaan vegetasi alami di tambang. Bagian penting dari pelatihan tersebut adalah untuk menunjukkan kepada mereka cara mengidentifikasi bukti aktivitas orangutan. 

2021 Biodiversity Workshop, Bogor, Indonesia

2022 Pre-clearing Fauna Inspections

Biodiversity Workshop Mid Year 2023

Praktik dan prosedur terdepan di industri 

PTAR telah mengadopsi praktik dan prosedur terdepan di industri untuk meminimalkan dampak pada keanekaragaman hayati yang terkait dengan tambang, dan telah menerapkan serangkaian kontrol sesuai dengan hierarki mitigasi yang diakui secara internasional [lihat Hierarki Mitigasi]. Hierarki mitigasi adalah kerangka kerja yang diakui secara luas untuk memitigasi dampak keanekaragaman hayati terkait proyek, yang dirujuk oleh Equator Principles and IFC Performance (Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati Berkelanjutan).

Pengelolaan pembukaan lahan 

Selama tahun 2023, PTAR akan menyelesaikan kegiatan keselamatan dan pembangunan di Tambang Emas Martabe. Hal tersebut terdiri dari kegiatan terkait keselamatan untuk mendukung Fasilitas Penyimpanan Tailing (TSF) yang ada dan di sekitar lubang tambang yang ada, serta pembangunan jalan akses. Pekerjaan eksplorasi dalam jumlah terbatas akan dilakukan serta pembangunan Fasilitas Pengelolaan Tailing (TMF) baru. 

Area pembukaan lahan diatur secara ketat oleh Pemerintah Indonesia. Rencana pembukaan lahan tahunan harus diserahkan dan dievaluasi, terutama relevansinya dengan rencana jangka panjang tambang yang telah disetujui, kepatuhan terhadap persyaratan izin lingkungan, dan keselarasan dengan rencana rehabilitasi lahan. Selain itu, PTAR mengambil langkah pencegahan tambahan. 

Tim survei prapembukaan sesuai panduan BAP yang dipimpin oleh Dr. Sri Suci Utama Atmoko 

Survei prapembukaan dilakukan sebelum pekerjaan pembukaan lahan berlangsung di Tambang Emas Martabe. Survei ini dilakukan dengan pengawasan BAP dan menerapkan metodologi yang diterima secara universal dalam pengumpulan data (termasuk transect walk) dan analisis inferensi. Survei prapembukaan akan dilakukan setidaknya satu tahun sebelum dimulainya kegiatan pembukaan lahan apa pun, bahkan untuk area yang telah disetujui. BAP akan memastikan persetujuan resminya atas rencana pembukaan lahan PTAR sebagai bagian dari laporan workshop tahunan PTAR-BAP. Survei prapembukaan lahan untuk pembangunan tahun 2023 telah dilakukan pada tahun 2022. 

Kegiatan Survei Prapembukaan dipimpin oleh Dr. Sri Suci Utama Atmoko 

Pada hari-hari sebelum pembangunan lahan dimulai, prosedur Permohonan Gangguan Akses Lahan (LADR) harus dilakukan, yang meliputi: 

  • Verifikasi bahwa area yang dibuka telah disetujui berdasarkan parameter AMDAL. 
  • Pencatatan yang cermat dari semua bukti relevan. 
  • Prosedur untuk segera menghentikan semua kegiatan pembukaan lahan dan berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait guna memastikan keselamatan orangutan, jika ada orangutan yang terlihat di area terdekat. 
  • Dalam waktu 24 jam sebelum pembukaan vegetasi, dilakukan inspeksi secara langsung di area yang akan dibuka oleh tim personel tambang untuk memeriksa keberadaan spesies yang diklasifikasikan sebagai terancam kritis (orangutan, harimau, trenggiling, dan rangkong). 

Rehabilitasi Lahan 

PTAR terus mencari peluang untuk memperbaiki ekosistem di dalam dan sekitar area tambang, sejalan dengan rencana penutupan tambang jangka panjang. Sesuai dengan KK, PTAR berkomitmen untuk sepenuhnya mengembalikan tambang ke keadaan alaminya pada akhir masa pakainya.   

Hingga September 2023, Agincourt Resources telah melakukan reklamasi lahan seluas 47.18 Ha.. Tambahan lahan seluas 39 Ha akan direhabilitasi antara tahun 2022-2026, tersebar di seluruh area tanggul TSF (28 Ha) dan berbagai titik eksplorasi (11 Ha). Area yang direhabilitasi diharapkan dapat berkembang pesat seiring dengan bertambahnya luas areal pascatambang. BAP telah memberi saran kepada tim untuk meningkatkan efektivitas pendekatan rehabilitasi tambangnya. Inisiatifnya meliputi identifikasi spesies tanaman lokal secara intensif, perluasan kapasitas pembibitan untuk menghasilkan bibit tanaman lokal tersebut, dan implementasi teknik mychoriza symbiot untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dan kualitas penanaman kembali, di bawah pengawasan Institut Pertanian Bogor (IPB). 

Sesuai dengan undang-undang, Rencana Penutupan Tambang telah diajukan dan disetujui oleh Pemerintah Indonesia. Rencana ini menetapkan strategi dan alur waktu umum untuk membawa sepenuhnya area pascatambang ke kondisi yang diinginkan, yang bertujuan untuk memulihkan sepenuhnya fungsi ekologis area penambangan. Rencana jangka panjang tersebut akan disinkronkan dengan rencana rehabilitasi jangka pendek. Elemen kunci dari rencana tersebut adalah melibatkan tenaga profesional di bidang penutupan tambang, termasuk ahli konservasi dan ahli lanskap. Sesuai dengan peraturan, PTAR telah menyisihkan $29,6 juta pada Pemerintah Indonesia sebagai Jaminan Penutupan Tambang, atau Jaminan Paska Tambang (JPT). 

Area rehabilitasi Tambang Emas Martabe

KOMITMEN TERHADAP KONSERVASI DAN KEPATUHAN

PT Agincourt Resources (PTAR) mengakui pentingnya strategi konservasi yang berbasis bukti dan menyelaraskan upaya kami dengan ilmu pengetahuan terbaik yang tersedia. Kami sepenuhnya menyadari adanya Analisis Viabilitas Populasi dan Habitat (PHVA) yang diterbitkan pada tahun 2016—yang diakui sebagai penilaian populasi orangutan yang paling komprehensif di domain publik. Dokumen ini menyediakan strategi penting dan tindakan yang direkomendasikan untuk mendukung kelangsungan hidup orangutan jangka panjang, termasuk orangutan Tapanuli yang terancam punah (Pongo tapanuliensis).

PTAR mengonfirmasi kepatuhan penuh terhadap semua strategi mitigasi yang direkomendasikan untuk sektor pertambangan, termasuk:

Kepatuhan Hukum

 PT Agincourt Resources (PTAR) berusaha senantiasa mematuhi seluruh hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan lahan, perlindungan lingkungan hidup, serta konservasi keanekaragaman hayati. Kami menjalankan operasional dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab, serta terus menyesuaikan praktik kami dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai bagian dari komitmen kami terhadap tata kelola lingkungan yang baik.

Penggunaan Lahan yang Bertanggung Jawab

PTAR beroperasi secara Konsisten di dalam Area Penggunaan Lain (APL) — yang ditetapkan sebagai Area Penggunaan Lain — dan tidak melakukan kegiatan pertambangan di area hutan sebagaimana didefinisikan dalam undang-undang Indonesia.

Praktik Manajemen Terbaik (BMP)

Kami terus berupaya menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan keanekaragaman hayati dengan mengacu pada standar internasional yang diakui dalam pertambangan berkelanjutan. Salah satunya adalah Standar Kinerja IFC 6 (IFC PS-6) yang berfokus pada konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Meskipun saat ini belum sepenuhnya memenuhi seluruh ketentuan standar tersebut, kami berkomitmen untuk secara bertahap meningkatkan kepatuhan melalui pendekatan best effort yang terukur dan berkelanjutan, sejalan dengan nilai-nilai tanggung jawab lingkungan yang kami anut.

Rehabilitasi Lahan dan Reforestasi

Komitmen aktif untuk penanaman kembali, reklamasi, dan reforestasi. PTAR tidak hanya memenuhi persyaratan reklamasi lahan yang wajib, tetapi juga mengejar upaya rehabilitasi yang dipercepat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ekosistem yang dipulihkan.

Konektivitas Ekologis

PTAR terus mengidentifikasi, memelihara, dan meningkatkan koridor ekologis internal. Salah satu koridor tersebut, yang diidentifikasi dalam studi Nilai Konservasi Tinggi (HCV) 2014, secara aktif dilestarikan dan ditingkatkan untuk mendukung pergerakan satwa liar dan ketahanan keanekaragaman hayati.

Inisiatif Konservasi

Bekerja sama dengan BAP dan konsultan internasional ternama, PT Agincourt Resources (PTAR) dengan bangga mengembangkan area konservasi seluas 2.000 hektar untuk mendukung kelangsungan hidup beragam spesies yang terancam punah, termasuk satwa endemik seperti orangutan Tapanuli. Area ini, yang sebelumnya direncanakan untuk pengelolaan tailing, kini dialihkan fungsinya untuk menciptakan koridor habitat yang aman dan berkelanjutan. Dengan demikian, berbagai spesies yang ada di kawasan tersebut dapat mengakses hutan terlindungi di utara tambang, memastikan keberlanjutan ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Fitur utama dari lanskap konservasi ini meliputi:

  • Sumber Pangan Berkelanjutan – Penanaman strategis pohon buah-buahan asli untuk memastikan ketersediaan makanan sepanjang tahun.
  • Pagar Alam – Dirancang menggunakan vegetasi untuk melindungi area tanpa mengganggu pergerakan satwa liar.
  • Patroli Berbasis Komunitas – Memberdayakan komunitas lokal untuk berperan aktif dalam memantau dan melindungi zona konservasi.
  • Lanskap Habitat – Meningkatkan kondisi lahan dan vegetasi untuk mendukung mobilitas orangutan dan keseimbangan ekosistem.
  • Pemantauan Keanekaragaman Hayati Secara Rutin – Survei berkelanjutan terhadap populasi orangutan dan flora lokal untuk memantau kesehatan ekologi.
Stasiun Riset Orangutan

Pada awal 2025, PT Agincourt Resources (PTAR) berencana untuk meresmikan stasiun riset pertama di Indonesia yang didirikan oleh sektor swasta, berfokus pada penelitian keanekaragaman hayati, termasuk orangutan Tapanuli dan spesies lainnya. Terletak di dalam area konservasi yang baru dikembangkan, stasiun ini dirancang untuk menjadi pusat penelitian terobosan yang mendalami aspek penting terkait konservasi, habitat alami, dan kelangsungan hidup berbagai spesies yang ada. Dengan fasilitas dan kolaborasi bersama lembaga riset ternama, stasiun ini akan berperan sebagai pionir dalam upaya pelestarian dan pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan.

Fasilitas ini dapat menampung hingga 30 peneliti dan bertujuan untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman ilmiah dan strategi konservasi. Dengan mendorong kolaborasi dengan peneliti nasional dan internasional, PTAR berkomitmen untuk memajukan ilmu keanekaragaman hayati dan memainkan peran penting dalam melindungi salah satu primata besar yang langka di dunia.

Namun, kami memahami bahwa melindungi spesies langka ini memerlukan lebih dari sekadar tindakan individu. Keberhasilan jangka panjang bergantung pada kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak. Itulah sebabnya PT Agincourt Resources (PTAR) mendukung upaya konservasi yang melampaui persyaratan sektor pertambangan. Kami bekerja sama erat dengan pemangku kepentingan regional utama, termasuk masyarakat setempat, pemerintah, LSM, dan pihak korporasi lainnya untuk melindungi area ekosistem yang lebih luas. Selain itu, kami juga terus mengeksplorasi program offset untuk mengelola dampak yang tidak dapat sepenuhnya dihindari atau diminimalkan, demi memastikan kelestarian keanekaragaman hayati dalam jangka panjang.

Kami juga melaksanakan program pelatihan secara rutin terkait inspeksi fauna pra-pembersihan dan fenomenologi untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan staf kami. Program-program ini dirancang untuk membangun kesadaran lingkungan dan meningkatkan keterampilan praktis tenaga kerja kami, yang menguatkan komitmen kami terhadap praktik pertambangan yang bertanggung jawab di setiap tingkat operasi kami.

KERJASAMA

PT Agincourt Resources (PTAR) mengakui bahwa konservasi biodiversitas yang berkelanjutan—terutama dalam Ekosistem Batang Toru—memerlukan kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan. Kami percaya bahwa kemitraan yang bermakna dengan pemangku kepentingan kunci sangat penting untuk mencapai hasil lingkungan yang berkelanjutan.

Sejak tahun 2020, kami telah membantu Yayasan Perkumpulan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara untuk melepasliarkan tiga ekor harimau sumatera. Harimau Sumatera merupakan salah satu satwa liar yang dilindungi dan terancam punah dengan status Terancam Kritis.

Kemitraan dengan universitas dan lembaga penelitian lainnya dalam pelaksanaan survei keanekaragaman hayati dan uji coba lapangan di Tambang Emas Martabe. 

Memberikan pengalaman survei keanekaragaman hayati site kepada mahasiswa dan lulusan universitas. 

Mendukung penilaian independen terhadap kualitas pembuangan air site melalui Tim Pemantauan Terpadu yang terdiri dari perwakilan dari pemerintah daerah, masyarakat setempat dan Universitas Sumatera Utara. 

Partisipasi dalam workshop, forum dan acara lainnya yang diadakan dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati di Hutan Batangtoru. 

Dukungan keuangan berkelanjutan untuk LSM konservasi lokal termasuk Yayasan Scorpion Indonesia dan Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), yang mengoperasikan Sanctuary Harimau Barumun.

STANDAR, KODE DAN PEDOMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 

Pendekatan pengelolaan keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe telah dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pedoman industri yang diakui secara luas, termasuk:

Agincourt Resources telah memenuhi standar kerja International Finance Corporation (IFC) Performance Standard 6 (IFC PS6) yang berarti berhasil menunjukkan komitmen terhadap pelestarian keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. [lihat Compliance Review IFC Performance Standard].

Berbagai inisatif mitigasi kami lakukan untuk memenuhi standar kepatuhan di antaranya melakukan penilaian pengelolaan dampak, memetakan semua kontrol keanekaragaman hayati, yakni melindungi dan mengelola habitat alam secara berkelanjutan, serta melakukan konsultasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan, serta memiliki mekanisme pengaduan yang efektif.

Langkah-langkah tersebut ini sedang ditangani oleh studi offset terperinci yang dilakukan oleh The Biodiversity Consultancy (TBC). Manfaat dari proyek offset ini diharapkan tersedia mulai pertengahan tahun 2024.

HIERARKI MITIGASI 

Pengelolaan keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe didasarkan pada hierarki mitigasi, yang diakui secara luas sebagai praktik terbaik untuk mengurangi dampak keanekaragaman hayati terkait proyek [lihat Kontrol Hierarki Mitigasi].

Contohnya Tambang Emas Martabe 

Z

Proyek pengimbangan (sedang dikembangkan)

Z

Restorasi habitat hutan sesuai program rehabilitasi site

Z

Manajemen Pembukaan Lahan

Z

Pemeriksaan fauna prapembukaan lahan

Z

Menghindari pembangunan tambang di Hutan Lindung

Z

Pemilihan lokasi fasilitas penyimpanan tailing

PENGHINDARAN

Langkah pertama dan berpotensi paling penting dalam hierarki mitigasi adalah menghindari dampak melalui keputusan yang dibuat di awal tahap perencanaan proyek. Peluang yang paling mungkin untuk dihindari melibatkan pemilihan lokasi, desain proyek, dan penjadwalan proyek.

MINIMALISASI

Minimalisasi mencakup pengurangan hilangnya keanekaragaman hayati “serendah mungkin” karena dampak yang tidak dapat dihindari jika proyek tersebut dilaksanakan. Ada tiga kelas pengendalian untuk meminimalkan dampak lingkungan terkait proyek: pengendalian fisik yang terkait dengan desain infrastruktur, pengendalian operasional seperti aturan dan prosedur, dan pengendalian pengurangan polusi. 

RESTORASI

Restorasi mencakup langkah-langkah yang diambil untuk memulihkan hilangnya keanekaragaman hayati yang belum ditangani melalui penghindaran dan/atau minimalisasi. Contoh umum dalam pertambangan adalah rehabilitasi site yang meliputi pembentukan habitat yang mirip dengan habitat sebelum pembukaan lahan. Restorasi habitat adalah pengendalian terpenting atas hilangnya keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe. 

PENGIMBANGAN

Pengimbangan keanekaragaman hayati adalah hasil konservasi terukur dari tindakan yang dirancang untuk mengimbangi sisa dampak keanekaragaman hayati merugikan yang signifikan yang timbul akibat pembangunan proyek dan bertahan setelah diambilnya langkah-langkah penghindaran, minimalisasi dan restorasi yang sesuai. (Standar Kinerja IFC 6) 

STUDI TEKNIS UNTUK MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN HAYATI 

Sejak dimulainya proyek, PTAR telah melaksanakan berbagai studi teknis untuk mendukung pengembangan pengendalian guna mengurangi dampak keanekaragaman hayati yang terkait dengan Tambang Emas Martabe. 

SURVEI FLORA DAN FAUNA 

Survei fauna dan flora pertama kali dilakukan di site Martabe pada tahun 2003. Sejak saat itu, tujuh survei lain telah dilakukan untuk mendukung penilaian dampak lingkungan dan juga memenuhi kebutuhan yang lebih khusus. Data yang didapat dari survei ini penting untuk pengembangan program rehabilitasi site dan desain pengimbangan keanekaragaman hayati. Semua survei fauna dan flora telah dilakukan konsultan dari ahli ekologi berpengalaman dengan menggunakan metode standar untuk pengumpulan dan analisis data. 

PENILAIAN DAMPAK LINGKUNGAN

Perencanaan pembangunan berkelanjutan di Tambang Emas Martabe dimulai sebelum pembangunan proyek dengan pelaksanaan 38 studi lingkungan dan sosial untuk mendukung penilaian dampak lingkungan dan sosial proyek, yang dikenal sebagai AMDAL. AMDAL memuat sejumlah besar persyaratan untuk pengendalian dampak selama umur tambang. Dampak terhadap keanekaragaman hayati dievaluasi sebagai bagian dari proses penilaian Amdal. 

STUDI PEMETAAN HABITAT

Dua studi pemetaan habitat telah dilaksanakan di Tambang Emas Martabe. Hasil studi tersebut meliputi: 

  • Evaluasi dan pemetaan tutupan lahan dan jenis habitat di wilayah proyek. 
  • Evaluasi dampak pada habitat yang terkait dengan proyek. 
  • Rekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan keanekaragaman hayati di site. 

Secara khusus, hasil studi tersebut penting untuk desain pengimbangan keanekaragaman hayati site tersebut.

Dr. Rondang Siregar adalah Konsultan Senior Perencanaan Keanekaragaman Hayati dan Konservasi di Daemeter Consulting. Ia meraih gelar PhD-nya dari University of Cambridge, Inggris. Dr. Rondang telah bekerja dalam isu Keanekaragaman Hayati dan Konservasi selama lebih dari 20 tahun, dengan fokus pada konservasi primata dan habitat, rehabilitasi/reintroduksi orangutan, penyelesaian konflik antara manusia dan orangutan, perdagangan satwa liar/orangutan, area terlindungi, ekowisata, pertambangan dan keanekaragaman hayati, serta perubahan iklim. Ia sebelumnya menjadi anggota IUCN Primate Specialist Group, dan menjabat sebagai Wakil Ketua bersama, Bagian Interaksi Manusia-Primata.

Dr. Suci Utami Atmoko adalah seorang Profesor di Universitas Nasional (UNAS) di Indonesia. Ia meraih gelar PhD-nya dari Universitas Utrecht, Belanda. Ia telah mempelajari orangutan selama hampir 30 tahun dan memberikan kontribusi signifikan pada beberapa literatur ilmiah internasional mengenai orangutan. Ia juga merupakan anggota dari IUCN Primate Specialist Group.

Dr. Puji Rianti adalah Dosen dan Peneliti di IPB University (IPB) di Indonesia. Ia meraih gelar doktornya dari IPB dalam program gabungan dengan University of Zurich, Swiss. Dr. Puji telah bekerja dalam bidang Keanekaragaman Hayati dan Konservasi selama hampir 15 tahun, berfokus pada konservasi primata dan habitat, rehabilitasi/pereintroduksi orangutan, penyelesaian konflik manusia dan orangutan, perdagangan satwa liar/orangutan, dan ekowisata.

Dr. Onrizal adalah Profesor Asosiasi di Universitas Sumatera Utara (USU) di Indonesia. Ia meraih gelar doktornya dari Universiti Sains Malaysia, Malaysia. Beliau memiliki pengalaman luas (>25 tahun) dalam ekologi hutan tropis dan konservasi keanekaragaman hayati.