,Sepanjang tahun ini diprediksikan harga emas akan menguat.
Hal ini dikarenakan semakin membaiknya perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang akan menekan harga logam mulia tersebut. Menguatnya harga emas berimbas pada harga saham-saham pada perusahaan yang memiliki bisnis tambang emas. Saham apa saja yang bisa mempengaruhi harga emas tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: 3 Fakta Indonesia Sebagai Negara Penghasil Emas Terbesar Dunia
5 Jenis Saham yang Mempengaruhi Harga Emas
1. Saham ANTM
Saham ANTM yang merupakan milik PT Aneka Tambang Tbk ini berpotensi besar dalam menentukan nilai jual logam mulia tersebut. Bila nilai saham dari perusahaan ini meningkat dapat dipastikan nilai jual komoditas tersebut dipasaran pun mengikutinya.
2. Saham MDKA
Jenis saham lainnya yang turut berpengaruh dalam nilai logam mulia tersebut yaitu saham MDKA yang merupakan milik dari PT Merdeka Copper Gold Tbk. Sepanjang tahun 2020 saham tersebut berhasil melesat hingga 127,10%. Tidak menutup kemungkinan pada tahun ini juga akan terus mengalami penguatan yang berimbas pada harga emas.
3. Saham UNTR
Saham selanjutnya yang juga turut andil dalam penentu nilai jual komoditas tersebut yakni saham UNTR dari PT. United Tractors Tbk. Perusahaan ini memiliki bisnis emas dari Pertambangan Martabe dan nilai sahamnya lebih sensitif daripada komoditas batubara. Saham ini turut berpengaruh dalam peningkatan/penurunan nilai jual logam mulia tersebut.
4. Saham ASII
Saham ASII adalah milik dari perusahaan otomotif terkemuka yaitu PT Astra International Tbk yang juga memiliki konsesi tambang emas, yaitu Tambang Martabe yang berlokasi di Sumatera Utara.
5. Saham PSAB
Jenis saham terakhir yang mempengaruhi harga emas yakni saham PSAB yang merupakan milik dari PT. J Resources Asia Pasifik Tbk.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Emas.
Selain 5 jenis saham diatas yang mempengaruhi nilai dari komoditas logam mulia tersebut, ada beberapa faktor lainnya yang juga turut mempengaruhi harga emas, yaitu:
1. Nilai Tukar USD
Tidak jarang terjadi saat nilai jual dalam USD turun maka nilai tukar rupiah tak mengalami penurunan, mengapa? Karena dalam waktu bersamaan justru nilai rupiah melemah terhadap USD dan USD menguat terhadap rupiah. Jadi, nilai tukar USD terhadap rupiah tidak bisa membuat nilai jual komoditas emas ikut turun. Sering juga terjadi saat harga emas dalam USD naik namun kenaikan harga emas dalam Rupiah tidak sebesar dalam USD. Hal ini dikarenakan pada saat bersamaan nilai Rupiah menguat terhadap USD. Jadi melemahnya rupiah terhadap dolar yang cenderung membuat harga emas dalam rupiah mengalami kenaikan.
2. Suku Bunga
Meskipun emas tidak berkaitan dengan bunga bank, seperti obligasi atau rekening tabungan. Namun, kenaikan harga emas sering membuat suku bunga bank menurun. Saat suku bunga bank meningkat, maka nilai logam mulia tersebut biasanya menurun.
3. Ketidakstabilan Bank Central
Setiap negara mempunyai Bank Central masing-masing, seperti Bank of Japan, Bank Central Eropa, atau Swiss National Bank. Keadaan ekonomi yang tidak stabil membuat banyak orang menjadikan emas sebagai investasi yang menjanjikan. Hal ini justru menjadikan uang kertas mengalami ketidakpastian.
4. Inflasi
Faktor lainnya yang turut mempengaruhi nilai komoditas tersebut adalah inflasi dan devaluasi mata uang. Beberapa investor biasanya akan membeli logam mulia tersebut jika harga uang kertas mereka mengalami penurunan.
5. Pasokan Vs Permintaan
Pasokan vs permintaan terhadap emas pastinya akan berpengaruh terhadap daya jula barang itu sendiri. Bila permintaan emas meningkat maka akan membuat harganya ikut naik, apalagi jika pasokan emas mulai berkurang.
Baca Juga: Ini Dia Penghargaan yang Diterima oleh Agincourt
Demikianlah informasi seputar jenis saham yang mempengaruhi harga emas serta faktor lain yang juga turut mempengaruhinya. Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.