Reboisasi hutan merupakan proses pasca tambang yang harus dilakukan.
Reboisasi hutan perlu dilakukan karena aktivitas tambang bisa merusak lingkungan. Selain itu, beberapa langkah efektif juga harus dilakukan. Tambang adalah kegiatan mencari sumber daya alam yang terkubur dalam tanah. Sayangnya, sumber tambang merupakan sumber yang terbatas dan bisa habis kapan saja. Saat sudah habis, maka lokasi tambang akan berpindah. Lokasi yang ditinggalkan ini tidak bisa begitu saja dibiarkan. Apa saja yang harus dilakukan saat umur tambang telah habis?
Baca Juga:Bagaimana Proses Revegetasi Lahan Bekas Tambang?
Tiga Hal yang Harus Dilakukan untuk Reboisasi
1. Pembersihan Lokasi
Hal pertama harus dilakukan adalah melakukan pembersihan dengan menutup lokasi. Pembersihan area tambang dilakukan bukan hanya untuk sisa cadangan sumber daya alam, tapi juga semua peralatan pertambangan. Pembersihan peralatan tambang mungkin lebih mudah dilakukan. Namun, pembersihan limbah tambang adalah hal yang sangat sulit dilakukan.
Jika perusahaan tidak memiliki pengelolaan limbah yang tepat, maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Pembersihan area pertambangan juga perlu disesuaikan oleh perusahaan. Salah satu alasannya adalah menyesuaikan lokasi pertambangan agar upaya pembersihan lokasi tidak menyebabkan masalah baru pada ekosistem sekitar.
2. Reboisasi Lokasi Bekas Tambang
Pertambangan terbuka menjadi salah satu kerusakan lingkungan yang paling dominan. Pertambangan terbuka selalu meninggalkan bekas tambang. Lokasi yang sebelumnya adalah bukit kemudian dapat berubah menjadi jurang setelah pertambangan selesai. Area tersebut akan menjadi danau buatan yang tidak disengaja jika terkena hujan dalam waktu lama. Dari beberapa sisi, ini jelas tidak baik bagi ekosistem karena air yang tertinggal terkontaminasi limbah. Selain itu, penggunaan alat berat secara otomatis merusak kandungan unsur hara dalam tanah. Dari waktu ke waktu, kualitas tanah juga terus menurun sehingga sulit untuk melakukan reklamasi.
Alam memang mampu melakukan reklamasi atau reboisasi secara alami. Namun, proses ini membutuhkan waktu sangat lama. Itulah mengapa proses reboisasi harus dibantu oleh manusia sehingga ekosistem bisa kembali terbentuk. Setidaknya, perbaikan kualitas tanah adalah upaya paling penting. Selama kualitas tanah kembali seperti semula, tidak sulit untuk membangun ekosistem kembali. Itulah yang harus dilakukan oleh perusahaan pertambangan pasca tambang.
3. Alih Guna Lahan Bekas Tambang
Banyak orang tidak menyadari bahwa lokasi bekas tambang masih dapat dimanfaatkan. Alih guna lahan adalah pemanfaatan paling umum. Namun, tidak semua bekas tambang bisa dilakukan alih guna lahan secara langsung. Area bekas tambang perlu dilakukan reklamasi terlebih dahulu sehingga memiliki standar ketinggian yang sama dengan kawasan sekitar. Pada umumnya, alih guna lahan dipakai untuk pertanian, peternakan, dan bahkan pada ecogreen (konsep pengelolaan dan produksi material yang diupayakan untuk selalu ramah lingkungan) baru. Namun, alih guna lahan menjadi ecogreen sangat sulit dilakukan jika tanpa persiapan panjang.
Baca Juga:Pelajari Dasar Undang-Undang Hingga Tujuan Reklamasi Pertambangan
Upaya reboisasi sangat penting untuk dilakukan setelah aktivitas pertambangan. Namun, perusahaan juga perlu memperhatikan banyak hal agar reboisasi hutan bisa berjalan dengan baik. Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.