Pada 1982, the Dance Committee of International Theatre Institute (ITI), mitra utama seni pertunjukan UNESCO, menetapkan Hari Tari Internasional untuk diperingati setiap tahun pada 29 April, bertepatan dengan hari ulang tahun Jean-Georges Noverre (1727-1810), pencipta balet modern.
Hari Tari Internasional Ini adalah hari perayaan bagi mereka yang memahami nilai dan pentingnya bentuk seni “tarian”, dan juga sebagai bentuk peringatan bagi pemerintah, politikus, dan lembaga yang belum mengakui nilai/manfaat tarian bagi masyarakat dan bagi individu serta yang belum menyadari potensinya untuk pertumbuhan ekonomi.
Setiap tahun sejak pertama kali, Komite Tari Internasional ITI dan Dewan Eksekutif ITI memilih tokoh tari yang berpengaruh untuk menulis pesan di Hari Tari Internasional. Pesan tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diedarkan secara global untuk merayakan tarian serta bersenang-senang dalam universalitas bentuk seni ini, melintasi semua batasan politik, budaya, dan etnis, sekaligus menyatukan orang dengan bahasa yang sama, yaitu tarian.
Baca Juga: PTAR Ajak 123 Mahasiswa Peduli Keanekaragaman Hayati
Tari selalu menjadi bagian dari budaya manusia, ritual, dan perayaan. Saat ini, sebagian besar kegiatan menari merupakan rekreasi dan ekspresi diri, meski bisa juga dilakukan sebagai ajang kompetisi. Menari juga bisa menjadi pilihan olahraga yang bagus untuk segala usia. Menari telah menjadi cara yang populer untuk aktif dan tetap bugar.
Menari memiliki berbagai manfaat fisik dan mental termasuk:
- memperbaiki kondisi jantung dan paru-paru
- meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan kebugaran motorik
- meningkatkan kebugaran aerobik
- meningkatkan tonus dan kekuatan otot
- mengendalikan berat badan
- menguatkan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis
- memperbaiki koordinasi, kelincahan, dan fleksibilitas
- meningkatkan keseimbangan dan kesadaran spasial
- meningkatkan kepercayaan diri secara fisik
- memperbaiki fungsi mental
- meningkatkan kesejahteraan umum dan psikologis
- meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri
- mengembangkan keterampilan sosial
- meningkatkan memori dan kognisi
- mengurangi risiko demensia
Khusus untuk anak-anak, menari secara rutin juga dapat membantu mengoptimalkan segala aspek tumbuh kembang mereka. Memahami hal tersebut, PT Agincourt Resources (PTAR), operator Tambang Emas Martabe, yang berkomitmen kuat untuk meningkatkan pendidikan anak-anak di desa lingkar tambang, mendirikan Sanggar Tari Sopo Daganak.
Sanggar Tari Sopo Daganak merupakan salah satu program pendampingan yang dimiliki oleh Perkumpulan Sahabat Cerdas (PERSADA), sebuah organisasi sosial nirlaba yang didukung penuh oleh PTAR melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Sanggar tari ini merupakan wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan minat dan bakat mereka dalam menari. Saat ini, Sanggar Tari Sopo Daganak memiliki kurang lebih 300 anggota yang berasal dari 15 Taman Baca Anak binaan PERSADA dengan tiga orang pelatih professional. Kategori usia anak yang mengikuti sanggar ini mulai dari TK hingga SMP/sederajat. Dan, kelas tari dibagi menjadi empat kategori, yaitu pemula, menengah, mahir, dan advanced.
Sanggar tari ini sudah berjalan kurang lebih delapan tahun dan pentas seni rutin diadakan tiga kali dalam setahun. Dengan bergabung di sanggar tari ini, anak-anak dikenalkan dengan tarian tradisional dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, khususnya delapan suku bangsa di Sumatera Utara, sehingga mereka juga dapat belajar untuk mencintai budaya asli Indonesia sekaligus melestarikannya agar tidak punah.
Baca Juga: Hari Kartini dan Wujud Kesetaraan di Tambang Emas Martabe
Tak hanya itu, pada 2017, PTAR juga membangun Teater Sopo Daganak yang merupakan tempat pertunjukan berbagai kegiatan seni budaya. Teater yang terletak di Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara ini dibangun di atas lahan seluas 4.430 meter persegi dan diproyeksikan menjadi pusat pengembangan dan kajian sastra dan seni budaya.
Teater Sopo Daganak memiliki kapasitas 500 orang dan dilengkapi dengan fasilitas seperti panggung seni, perpustakaan mini, sound system, alat musik dan peralatan pendukung lainnya. Pelajaran tari dan kegiatan membaca merupakan program awal Teater Sopo Daganak, yang kini berkembang menjadi kegiatan belajar musik tradisional dan modern, serta musik religi.